Pemkot Surabaya Genjot Pembangunan Infrastruktur di Tahun 2024
Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024 ini. Pasalnya, pada tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah fokus pada penanganan Covid-19, lalu tahun 2022-2023, pemkot fokus pada pemulihan ekonomi dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program Padat Karya, sehingga Kota Surabaya terbebas dari kemiskinan, pengangguran, hingga stunting.
Akhirnya, di tahun 2024 ini, Walikota Surabaya Eri Cahyadi fokus pada pembangunan infrastruktur. Salah satu pengerjaan yang ditargetkan selesai pada tahun 2024 adalah penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur. Rumah sakit baru ini telah dimulai pembangunannya pada 5 Oktober 2023 dan ditargetkan rampung pada bulan Oktober 2024.
“Karena izin operasional RSUD Surabaya Timur mulai di tahun ini. InsyaAllah di bulan Oktober sudah bisa mulai beroperasi,” kata Wali Kota Eri.
Prioritas pembangunan infrastruktur lainnya adalah radial road untuk memecah kemacetan di Jalan Raya Lontar. Pemkot juga akan memulai lagi overlay jalan di Wiyung, Kertajaya, Banyu Urip. “Semua jalan akan kita overlay,” katanya.
Di tahun ini pula, Pemkot Surabaya akan memulai pembangunan tunnel yang menghubungkan Kebun Binatang Surabaya (KBS) ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) guna mencegah kemacetan di kawasan Terminal Joyoboyo. Pembangunan tunnel ini ditargetkan akan rampung pada bulan September 2024.
“Terkait mencegah kemacetan dari KBS menuju ke Joyoboyo agar parkirnya tidak di jalan, kita buat tunnel yang menghubungkan itu, Insyaallah bulan September juga selesai,” terangnya.
Sedangkan dalam rangka menyelesaikan persoalan banjir di Kota Pahlawan, pemkot juga akan melanjutkan pembangunan saluran diversi Gunungsari sampai dengan Pondok Benowo Indah (PBI) sepanjang 500 meter. Bahkan, pemkot juga akan pembangunan saluran diversi Wiyung hingga Lembah Harapan sepanjang 500 meter.
“Pembangunan diversi Gunungsari itu sekarang sampai dengan Pondok Benowo Indah. Tahun 2024 itu akan sampai dengan 500 meter, tahun 2025 akan sampai Jembatan Raci-Benowo, dan tahun 2026 sampai dengan Gresik, terangnya.
Wiyung juga sama, tahun ini sampai dengan Lembah Harapan. Setelah itu tahun 2026 akan sampai dengan Puskesmas Lidah. Tahun 2026 akan berjalan lagi, dan tahun 2027 akan sampai dengan titik di Gresik,” imbuhnya.
Sedangkan pada pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU), Wali Kota Eri memastikan bahwa seluruh wilayah di Kota Surabaya sudah diterangi oleh PJU. Total pemasangan PJU baru di Surabaya sebanyak 7.586 titik dan saat ini sudah terpasang di 6.154 titik.
Penuntasan persoalan di perkampungan itu juga akan dilanjutkan dengan pengerjaan saluran. Hal itu juga tercantum dalam berita acara komitmen bersama yang sudah ditandatangani oleh RT/RW, baik melalui Musrenbang maupun ketika Wali Kota Eri melakukan pengecekan saluran di perkampungan. Penuntasan pengerjaan saluran itu ditargetkan akan selesai pada bulan April dan Mei 2024.
“Juga ketika kita turun di lapangan, yang kita tandatangani berita acara itu selesai di bulan April dan Mei,” tegasnya.
Selain itu, pemkot juga tengah melakukan penataan kota lama di kawasan Surabaya Utara. Penataan itu ditargetkan selesai pada bulan Mei 2024. Dari arah Jalan Rajawali menuju ke kawasan Pecinan di Kembang Jepun Kya-Kya, Jalan Panggung, dan kawasan Ampel saat ini sedang di tata. Pemkot Surabaya juga akan menyurati pihak BUMN yang memiliki bangunan di kawasan tersebut.
“Penataan pohon dan pemasangan lampu dalam rangka penataan ulang Kota Tua di kawasan Eropa, Pecinan, dan Arab akan diresmikan pada bulan Mei 2024,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan bahwa pada tahun 2024 ini pemkot memiliki prioritas pembangunan yang tidak hanya berfokus pada SDM, namun juga menyentuh infrastruktur di beberapa lokasi di Surabaya.
“Seperti pembangunan RSUD Surabaya Timur, melakukan penataan wilayah meliputi penanganan banjir atau genangan, pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu), jalan kota dan jalan lingkungan, persampahan, transportasi publik, termasuk juga penguatan Surabaya sebagai smart city,” kata Irvan.
Saat ini, pembangunan RSUD Surabaya Timur telah mencapai 40 persen dan ditargetkan selesai pada Bulan September 2024. RSUD Surabaya Timur dibangun guna memeratakan layanan kesehatan di Kota Surabaya. “Selain 2 rumah sakit, yakni RSUD Dr. Soewandi dan BDH, RSUD Surabaya Timur ini juga akan menambah layanan kita pada pemerataan layanan kesehatan,” ujar dia.
Selanjutnya, pada penataan wilayah, pemkot masih berfokus pada penanganan banjir dan genangan. Setidaknya terdapat 250 lokasi genangan di Kota Surabaya, dan di tahun 2023 pemkot telah menyelesaikannya di 31 lokasi. Di skala kota ini, pemkot akan mengembangkan sistem drainase di 12 lokasi pompa, serta pembangunan saluran U-ditch di 547 lokasi.
“Untuk prioritas penanganan banjir dan genangan ini, kita melanjutkan pembangunan saluran diversi Gunungsari yang sekarang pada tahapan lelang, ini diharapkan bisa menyelesaikan persoalan. Minimal mengurangi problem banjir dan genangan di kawasan Surabaya Barat,” terangnya.
Pembangunan infrastruktur jalan juga menjadi prioritas Pemkot Surabaya, terdapat 519 ruas jalan yang akan diperbaiki. Meliputi 71 ruas jalan arteri sekunder, 53 ruas jalan kolektor sekunder, dan 395 ruas jalan lokal sekunder. Ada pula pengerjaan flexible pavement atau pengaspalan di 21 lokasi, rigid pavement sebanyak 1 lokasi, jembatan sebanyak 12 lokasi, pedestrian sebanyak 8 lokasi, paving sebanyak 26 lokasi, serta paving dan saluran sebanyak 121 lokasi.
“Proyek infrastruktur jalan lain yang tidak kalah penting adalah melanjutkan pembangunan radial road yang ditargetkan akan selesai pada Oktober 2024. Dari Jalan Yono Suwoyo menuju ke kawasan Citraland,” tutur dia.
Ia menambahkan, untuk arah Wiyung-Menganti, saat ini masih dalam proses lelang, dan proses pembebasan lahan. Dengan demikian, pembangunan jalan akan diteruskan dari arah Babatan Unesa menuju ke barat. “Kurang lebih dari total yang dibutuhkan 1,4 kilometer, tahun ini secara bertahap kita lakukan pembangunan jalan atau pelebaran itu 300 meter,” imbuhnya.
Tak hanya itu saja, pemkot juga tengah melakukan penataan di kawasan kota lama Surabaya. Di sana akan terbagi menjadi empat zona. Di antaranya, Zona Eropa, Zona Pecinan, Zona Melayu, dan Zona Arab. Penataan kawasan kota lama ini semakin menunjang pariwisata Heritage, yakni memperkuat identitas Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan, salah satunya dengan mengoneksikan antar zona.
“Penataan kota, khususnya di bidang pariwisata mulai membangun, mengembalikan, dan revitalisasi di kawasan Surabaya Utara. Proses penataan itu saat ini telah mencapai 70 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir Mei 2024 untuk segera diresmikan,” terang dia.
Dengan semakin masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, tentunya hal ini turut menyeimbangkan upaya integrasi teknologi dan komunikasi dalam tata kelola kota. Sebab, saat ini, pemkot juga tengah mengembangkan sistem open data atau menyediakan data yang dapat diakses oleh masyarakat guna memperkuat Surabaya sebagai smart city.
“Dalam rangka single sign on, bagaimana tata kelola teknologi komunikasi informasi ini, masyarakat bisa lebih mudah mengakses data melalui sistem single sign on untuk publik maupun untuk internal. Kita juga menggunakan satu peta berbasis geospasial untuk menunjang itu semua. Insyaallah dengan berbagai pembangunan infrastruktur ini, Surabaya akan lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya.
Setelah dua tahun fokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, di tahun 2024 ini, Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Eri Cahyadi menggeber pembangunan infrastruktur di berbagai sektor. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota maju, modern, dan sejahtera bagi seluruh warganya.
Prioritas Pembangunan Infrastruktur:
Penyelesaian RSUD Surabaya Timur: Ditargetkan selesai pada Oktober 2024, rumah sakit baru ini diharapkan dapat meningkatkan pemerataan layanan kesehatan di Kota Pahlawan.
Penanggulangan Banjir: Pembangunan saluran diversi Gunungsari dan Wiyung-Lembah Harapan, normalisasi sungai, dan pengembangan sistem drainase menjadi fokus utama untuk mengatasi genangan air di Surabaya.
Pembangunan Jalan: Sebanyak 519 ruas jalan, termasuk radial road Yono Suwoyo-Citraland dan Wiyung-Menganti, akan diperbaiki dan diperlebar untuk melancarkan mobilitas warga.
Penataan Kota Lama: Empat zona, yaitu Zona Eropa, Pecinan, Melayu, dan Arab, ditata ulang untuk memperkuat identitas dan wisata heritage Surabaya. Ditargetkan selesai pada akhir Mei 2024.
Penerangan Jalan Umum (PJU): 7.586 titik PJU baru dipasang untuk menerangi seluruh wilayah Surabaya.
Pengembangan Smart City: Sistem open data dan single sign on diluncurkan untuk memudahkan akses informasi bagi masyarakat dan mendukung tata kelola kota yang cerdas.
Dampak Positif Pembangunan Infrastruktur:
Meningkatkan kualitas layanan kesehatan
Mengurangi genangan air dan risiko banjir
Memperlancar mobilitas dan konektivitas
Meningkatkan daya tarik wisata
Mewujudkan tata kelola kota yang transparan dan akuntabel
Pembangunan infrastruktur di Surabaya merupakan langkah nyata Pemkot Surabaya dalam mewujudkan komitmennya untuk menjadikan kota ini lebih maju, modern, dan sejahtera bagi seluruh warganya. (ADV)
Advertisement