Wawali Ingin Emak-emak Jadi Ujung Tombak Pencegahan Covid-19
Untuk memutus mata rantai virus covid-19 di Kota Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berusaha mencegahnya dari tingkat terendah yakni rukun keluarga dan rukun tetangga. Dalam pencegahan itu, emak-emak atau ibu-ibu rumah tangga yang didapuk menjadi ujung tombak oleh Pemkot Surabaya.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, ketika mendapat kunjungan dari ibu-ibu dari berbagai kelurahan dan kecamatan di wilayah Surabaya Timur. Ibu-ibu tersebut menyempat diri berkunjung ke rumah Dinas Wakil Walikota Surabaya. Dalam pertemuan dengan ibu-ibu tersebut, Whisnu mengungkapkan bahwa merekalah ujung tombak pencegahan covid-19 di kampong-kampung, melalui program Kampung Tangguh.
“Ibu-ibu ini ujung tombak untuk proses pemutusan rantai pandemi melalui Kampung Tangguh. Sehingga program kita ini bisa berjalan efektif. Jadi ibu-ibu mendampingi bapak-bapaknya juga,” kata Whisnu.
Salah satu peran ibu-ibu yang dilakukan dalam Kampung Tangguh adalah seperti keberadaan dapur umum yang berada di perkampungan. Untuk operasional nantinya bisa menggunakan anggaran Dana Stimulan Rp 10 Juta yang akan dikucurkan oleh Pemkot Surabaya. Pendirian Dapur Umum diharapkan bisa memproduksi makanan yang bergizi untuk memperkuat imunitas tubuh bagi warga.
“Bapak-bapak kan jarang bisa masak enak, njenengan ini yang menjadi ujung tombak. Jadi semuanya ikut menanggulangi covid-19. maka dari itu, kami di Pemkot meminta peran njenengan semua di kampung tangguh,” katanya.
Menurut Whisnu, jika semua berperan dalam penanggulanan Covid-19, utamanya dalam program kampung tangguh. Maka bisa dipastikan kasus covid-19 di Kota Pahlawan bisa segera berakhir. Sehingga kota Surabaya bisa beralih dari zona oranye ke zona kuning atau hijau secepatnya.
“Kalau semua ikut, kita bisa segera menyelesaikan kasus di Surabaya. Ibu-ibu juga yang senang jika kasus covid selesai. Tidak perlu khawatir tentang lainnya kan,” pungkasnya.