Kemacetan 'Kronis' Sekitar Royal Plaza Penyebabnya Hanya Kurang Koordinasi
Kemacetan yang terjadi di samping Royal Plaza akhirnya menemukan solusi. Solusi ini ditemukan setelah Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, duduk satu meja dengan PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8.
Untuk mengatasi bottle neck yang terjadi di samping Royal Plaza, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan sebenarnya sudah tiga kali membuka lelang untuk proyek pemasangan block rel di area tersebut. Namun dari tiga kali lelang, tak satu pun perusahaan yang mengajukan penawaran. Proyek ini pun gagal lelang.
Proyek pemasangan block rel ini sebenarnya terintegrasi dengan frontage road Jalan A. Yani sisi barat. Pengerjaan frontage roadnya area tersebut selesai, namun jalan belum sepenuhnya bisa lebar karena masih terganjal dengan perlintasan kereta api, yang menyempit. Akibatnya terjadi bottle neck dari jalan yang lebar ke jalan sempit. Macet pun tak terhindarkan.
"Memang sudah tiga kali putaran kami lelang belum ada peminatnya. Ternyata setelah kami evaluasi, ada beberapa bahan bakunya yang tidak dijual bebas dan hanya dimiliki oleh PT KAI,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati di ruangannya, Kamis, 19 Juli 2018.
Menurut Erna, beberapa bahan yang dievaluasi itu adalah baseplate, paku tirepon, dan pandrol, sebab keseluruh barang itu ternyata tak dijual bebas. Dari pertemuan dengan PT KAI itu, akhirnya disepakati bahwa bahan-bahan itu akan disediakan gratis oleh perusahaan BUMN itu.
“Jadi, kekurangannya adalah 80 baseplate, 320 paku tirepon, dan 160 pandol. Semua bahan-bahan itu nanti disediakan gratis dan bisa diambil di Depo Sidotopo,” kata dia.
Pemkot Surabaya dan PT KAI DAOP 8 akhirnya menemukan solusi dan menyetujui kesepakatan antara kedua belah pihak. Lelang kontraktor untuk menggarap proyek ini pun kembali dibuka.
Lelang pemasangan block rel sepanjang 24 meter itu pun naik dari Rp 430 Juta menjadi Rp 500 Juta. Erna berharap, ada banyak kontraktor yang mengikuti lelang itu sehingga pemkot juga bisa menyeleksi mana yang terbaik dan memiliki kualifikasi dalam menggarap proyek itu.
"Kami berharap dalam lelang yang sudah kita buka, segera ada pemenangnya, sehingga bisa langsung segera digarap," kata dia.
Sebenarnya, kata Erna, lelang pemasangan block rel yang selalu menjadi penyebab kemacetan itu bisa saja dilakukan oleh kontraktor yang biasa mengerjakan proyek seperti itu. Mekanismenya dilakukan penunjukkan langsung. Namun, setelah dikonsultasikan dengan pakar hukum ternyata tidak boleh.
"Sekarang proses lelang ulang, meski sebelumnya sempat ada wacana penunjukan langsung, tapi dari hasil konsultasi ke pakar hukum, ternyata tidak boleh atau dilarang," pungkasnya. (frd/amr)