Pemkot Surabaya dan PJS Sepakat Terapkan Parkir Digital
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi bersama Paguyuban Jukir Surabaya (PJS) bersepakat untuk tetap menjalankan program pembayaran parkir digital atau non tunai pada 1 Februari 2024, besok.
Seperti diketahui, Pemkot Surabaya akan mulai memberlakukan pembayaran parkir digital serentak di 1.370 titik pada esok hari.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan PJS dan program yang sudah dirancang oleh pihaknya terkait pembayaran parkir digital tetap akan dijalankan. "Kami sudah sepakat, QRIS tetap kami jalankan," kata Eri, Rabu, 31 Januari 2024.
Meski demikian, Eri menambahkan, dalam tiga hari penerapannya akan dilakukan evaluasi, apakah masyarakat sudah benar-benar siap dengan QRIS atau belum. Evaluasi akan dilakukan tiga hari setelah penerapan.
"Kami sudah sepakat, tapi nanti kami lihat dulu. Kalau tidak sanggup (pembayaran digitalisasi) ada pilihan, dia mau pakai uang monggo, QRIS monggo. Tapi kita lihat lagi, karena masukan banyak, ada voucher dan langganan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menerapkan parkir digital untuk melihat kesiapan masyarakat dalam hal peralihan pembayaran parkir. Eri menyebut, penerapan parkir non-tunai berasal dari permintaan warga sehingga akan dilihat nanti bagaimana antusias masyarakat.
"Kalau warga Surabaya bilang non-tunai ya ayo kami coba. Kita ingin melihat bagaimana warga Surabaya dengan digitalisasi tersebut, jangan-jangan bilang non tunai tapi tidak siap QRIS," terangnya, Senin, 30 Januari 2024.
Lanjutnya, setelah penerapan tanggal 1 Februari nanti pihaknya juga akan melakukan evaluasi. Bila dirasa masyarakat belum siap ada kemungkinan untuk melakukan pembayaran tunai kembali. "Kalau tidak siap akan diganti pakai voucher atau buka lagi bayar pakai uang," tanbahnya.
Baginya, pembayaran parkir non-tunai secara tidak langsung juga mengajarkan tentang kejujuran. Sebab, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir, akan bisa diketahui secara pasti jumlahnya.
"Dengan non-tunai kita memberikan kejujuran kita. Dengan kejujuran itu kita akan tahu sebenarnya berapa (Jukir) dapatnya, berapa kekurangannya. Nah, dengan non-tunai itu kita bisa mengetahui pendapatan (retribusi parkir) aslinya seperti apa," jelasnya.