RSI A Yani Sebut Pasien Tak Tertolong Saat Antre Ventilator
Sembilan alat bantu pernapasan atau ventilator diberikan Pemerintah Kota Surabaya kepada rumah sakit swasta. Ventilator ini diserahkan langsung oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di Balai Kota, Selasa, 30 Juni 2020. Dalam peristiwa itu, RS mengaku jika sejumlah pasien tak tertolong lantaran antre ventilator yang jumlahnya terbatas.
Direktur Utama RSI A.Yani, dokter Samsul Arifin mengaku ventilator yang diterima rumah sakitnya akan membantu upaya perawatan pasien covid-19. Menurutnya, pasien covid-19 di tempatnya saat ini mengantre membutuhkan ventilator.
"Pasien-pasien yang ada di RS 10 sampai 15 persen butuh ventilator. Sedangkan RS di Surabaya hanya punya ventilator 5 sampai 10 persen. Nah, alat ini akan membantu," ungkap Samsul Arifin di Balai Kota Surabaya.
Menurutnya, banyak pasien covid-19 dengan kondisi buruk dan butuh ventilator harus mengantre karena jumlahnya terbatas. Tak jarang, pasien meninggal sebelum mendapat bantuan alat pernapasan itu.
"Nah, alat ini akan membantu pasien yang butuh ventilator seperti gagal napas, memiliki diabetes atau penyakit komorbid lainnya," jelasnya.
Saat ini di RSI A.Yani sendiri memiliki tiga ventilator, ditambah satu pemberian Pemkot Surabaya. Meski ungkap Samsul Arifin, jumlah ini masih kurang dari jumlah ideal sesuai dengan tempat tidur yang dimiliki RS.
"Kami punya 60 bed, idealnya ventilator harus punya 10. Tapi dengan ini sudah sangat membantu," ujar Samsul.
Adapun sembilan RS yang mendapat bantuan ventilator ialah RS Graha Medika, RS Muji Rahayu, RSI Jemursari, RSI A.Yani, RSAL Dr Ramelan, RSAD Brawijaya, RS Wiyung Sejahtera, RSI Darul Syifa, dan RS Putri Surabaya.
Dalam penyerahan tersebut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini berharap alat ini dapat menekan angka kematian akibat covid-19. "Semoga menurunkan angka kematian," kata Risma dalam sambutannya.