Pemkot Surabaya Belum Rencanakan Sekolah Tatap Muka
Pemerintah Kota Surabaya belum berniat untuk menerapkan pembelajaran tatap muka, meski akan segera memasuki tahun ajaran baru pada Juli 2021 mendatang.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan, penundaan pembukaan pembelajaran tatap muka ini tak lain karena masih menunggu arahan dari pemerintah pusat pun pemerintah provinsi.
“Sekolah tatap muka masih nunggu keputusan pemerintah. SMA (di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi) saja masih belum tatap muka, dan Surabaya juga masih zona oranye (risiko penularan sedang) jadi sementara masih belum. Kalau sudah zona kuning (risiko rendah) selama beberapa bulan, baru tatap muka boleh dilakukan,” kata Eri Cahyadi.
Selain itu, ia mengatakan, saat ini Pemkot Surabaya juga masih melakukan upaya vaksinasi Covid-19 kepada guru-guru yang ada di Kota Pahlawan. Dari 25.422 guru yang terdaftar, sementara baru 20 persen yang diambil yakni guru dengan usia rentan terpapar Covid-19.
“Guru juga masih banyak yang belum berani untuk pembelajaran tatap muka, vaksin juga belum semua. Tapi kami harap semua guru sudah selesai dua suntikan sebelum tahun ajaran baru,” kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Sementara itu, seperti dikabarkan sebelumnya, stok vaksin Sinovac yang ada di Dinas Kesehatan Surabaya semakin menipis. Sementara, ada banyak penerima yang belum mendapatkan suntikan dosis kedua.
Di sisi lain, Pemkot Surabaya belum bisa memastikan stok kiriman vaksin dari pusat berikutnya, adalah bermerek Sinovac atau yang lain. Sehingga dampaknya, hanya 20 persen guru yang diprioritaskan, lantaran sisanya digunakan untuk menuntaskan vaksin bagi penerima lain yang telah mendapatkan satu dosis.
"Kan saya juga belum tau vaksinnya apa? Karena dosis kedua harus menggunakan vaksin yang sama ketika dosis pertama,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Dr Febria Rachmanita.