Pemkot Surabaya: Bahan Pokok Naik karena Dampak Kemarau Panjang
Harga-harga kebutuhan pokok di Kota Surabaya mengalami kenaikan beberapa minggu terakhir, dari mulai beras hingga kebutuhan lainnya. Menanggapi hal ini
Pemkot Surabaya mengambil sejumlah langkah untuk mengendalikan kenaikan harga beberapa bahan pokok di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) atau HAPK (Harga Acuan Penjualan di Konsumen).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan, beberapa langkah yang telah diambil pemkot dalam mengendalikan harga bahan pokok. Antara lain, melakukan monitoring harga komoditas pangan di pasar setiap harinya dan menjalin kerjasama dengan daerah penghasil bahan pangan.
Pihaknya, juga membuat kios TPID untuk menjual beras sesuai HET serta melakukan operasi pasar.
"Selain itu, kami juga melakukan Gerakan Pasar Murah dan melakukan Gerakan Tanam Bersama untuk tanaman cepat panen," jelas Antiek Sugiharti, Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut Antiek, kenaikan harga bahan pokok terutama beras, terjadi sejak akhir Oktober 2023. Hal ini dikarenakan musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak El-Nino dan juga adanya Hari Besar Keagamaan Nasional serta tahun baru.
"Jadi, sejak akhir Oktober 2023 harga beras sudah mulai naik," ujarnya.
Guna mengendalikan harga bahan pokok tersebut, Pemkot Surabaya mengoptimalkan Gerakan Pasar Murah sebanyak dua kali dalam seminggu. Pasar murah tersebut lokasinya berada di Balai RW atau pendopo kelurahan dan kecamatan.
"Selain itu, kita juga mengadakan kegiatan Gerakan Pangan Murah setiap sebulan sekali berlokasi di daerah padat penduduk yang menjual komoditas dengan harga di bawah harga pasar dan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke kios-kios TPID," tuturnya.
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga berkoordinasi dengan distributor atau produsen bahan pokok agar tidak melakukan penimbunan.
"Kami juga meminta mereka agar menjual bahan pokok dengan harga normal atau sesuai ketentuan," ujar dia.
Masyarakat dapat memantau informasi harga bahan pokok, pemkot telah melengkapi sejumlah pasar yang dikelola PD Pasar Surya dengan layar monitor. Seperti di Pasar Wonokromo, Genteng, Pucang, Tambahrejo dan Pabean, sudah ada layar monitor yang menampilkan harga harian komoditas yang dijual di pasar tersebut, sehingga masyarakat bisa cerdas dalam membeli.
Antiek menjabarkan sebagai langkah jangka pendek dalam mengendalikan harga bahan pokok terutama beras, Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan Bulog. Ini diharapkan agar Bulog secara rutin mendistribusikan beras, khususnya SPHP ke pasar-pasar dan kios TPID.
"Sedangkan untuk jangka panjang, Pemkot Surabaya akan menambah kerjasama antar daerah untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di Kota Surabaya," ungkap dia.
Meski demikian, Antiek juga mengimbau kepada masyarakat agar membeli komoditas pangan dengan bijak. Yakni, membeli dengan jumlah yang wajar sesuai kebutuhan.
"Juga mengkonsumsi bahan pangan pokok alternatif yang mudah didapatkan, dan tidak boros pangan," pungkasnya.
Sebagai informasi, harga sejumlah komoditas bahan pokok di Kota Surabaya tercatat di atas rata-rata HET/HAPK. Data TPID Kota Surabaya per tanggal 18 Februari 2024 mencatat sejumlah komoditas bahan pokok tersebut.
Beras Premium Rp 16.071/kg (HET Rp 13.900/kg)
Beras IR 64 Medium Bulog Rp 11.600/kg (HET Rp 10.900/kg)
Gula Pasir Lokal Curah Rp 16.286/Kg (HET Rp 16.000/kg)
Telur Ayam Horn Rp27.214/kg (HET Rp 27.000/kg)
Jagung Pipilan Kering jenis kecil Rp 12.167/kg (HET Rp 5.000/kg)
Jagung Pipilan Kering jenis besar Rp 11.143/kg (HET Rp 5.000/kg)
Kacang Kedelai kualitas impor Rp 14.250/kg (HET Rp 6.800/kg)
Kacang Kedelai kualitas lokal Rp 14.250/kg (HET Rp 9.200/kg)
Cabai Merah Besar Rp 71.714/kg (HET Rp 55.000/kg)
Cabai Merah Keriting Rp 66.714/kg (HET Rp 55.000/kg)
Cabai Rawit Merah Rp 66.714/kg (HET Rp 57.000/kg)
Bawang Putih jenis Sinco Rp 32.571/kg (HET Rp 30.641/kg)
Tomat Rp 18.143/kg (HET Rp 10.538/kg)
Advertisement