Stabilkan Harga, Pemkot Surabaya Samakan Jumlah Kios TPID di Pasar Tradisional
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menyamakan jumlah kios atau warung tim pengendali inflasi daerah (TPID) di setiap pasar tradisional di Kota Pahlawan
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, keberadaan kios atau warung TPID di setiap pasar tradisional, berperan penting untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di masyarakat.
"Karena itu saya minta kios TPID-nya harus dikuatkan lagi. Saya sudah instruksikan ke Asisten 2, Bagian Perekonomian dan PD Pasar Surya untuk membuat TPID di setiap pasar," katanya, Minggu 15 September 2024.
Diketahui, saat ini sudah terdapat sekitar 40 Kios atau Warung TPID di pasar yang dikelola PD Pasar Surya, di antaranya berqda di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru, dan Pasar Tambahrejo Surabaya.
Eri mengungkapkan, di Pasar Kembang misalnya, masih ada pedagang yang menjual minyak goreng dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET).
"Alhamdulillah semua harga sudah terpantau normal, seperti beras, gula dan ayam. Namun minyak dalam satu bulan ini HET-nya Rp15.700, tapi pedagang dapatnya Rp15.500, kadang ada yang Rp15.700," terangnya.
Eri pun menekankan pentingnya keberadaan Kios TPID di sejumlah pasar yang belum memiliki agar menjadi tempat untuk berbelanja bahan pokok bagi para pedagang di pasar setempat.
"TPID menyediakan bahan pokok, seperti beras, gula dan minyak. Tapi tidak dibuat eceran, dibuat pedagang kulakan. Jadi pedagang ini mendapat kepastian harga HET pemerintah, sehingga pedagang itu kalau beli minyak tidak ambil dari tempat lain. Nah, itu tugasnya pemerintah untuk menjaga inflasi," tegasnya.
Eri juga telah meminta PD Pasar Surya agar aktif melakukan pengecekan harga bahan pokok di pasar. Pengecekan ini untuk memastikan apakah harga bahan pokok di pasar sudah sesuai HET atau dalam kondisi naik.
"Nah, setiap waktu, setiap saat, PD Pasar harus mengecek itu, sambil dilihat, apakah harga naik atau tidak," pungkasnya.
Advertisement