Pemkot Siapkan Lahan 2,4 Hektare dan Rp40 Miliar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi mengatakan proyek pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) medis mandiri di kota Surabaya kini sudah tahap studi kelayakan.
"Dalam sehari saja Surabaya menghasilkan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) 8-10 ton. Itu baru limbah medis saja. Maka, proyek ini sangat diperlukan di Kota Surabaya," kata Eko, Rabu, 17 Oktober 2018.
Kata Eko, pembangunan proyek ini rencananya di Tambak Osowilangun, Benowo. Menurutnya butuh sekitar 2,4 hektare lahan untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah berbahaya ini jauh dari pemukiman warga.
"Meski sebenarnya lahan yang dibutuhkan hanya seluas 1,5 hektare. Itu sudah lahan Pemkot, jadi tidak perlu pembebasan. Bahkan sekarang sudah diuruk. Sudah siap dibangun sebenarnya," kata Eko.
Lanjut Eko, Pemkot juga sudah siap untuk membeli mesin insinerator seharga Rp 40 miliar. Mesin ini dibeli dari Kota Kitakyushu, Jepang, karena harganya relatif lebih murah di banding negara lain.
Sementar itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan proyek IPAL medis mandiri ini mandek di Presiden Jokowi.
Risma mengaku sudah bersurat kepada Presiden Jokowi. Namun sampai saat ini belum ada balasan.
"Saya sudah kirim surat ke presiden tapi belum ada tanggapan. Nanti saya kirim surat lagi bersama hasil seminar. Semua peraturan ada di pemerintah pusat," kata dia, ditemui di Graha Sawunggaling, Surabaya, Rabu 17 Oktober 2018.
Proyek pembangunan pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) di Kota Surabaya ini kerjasama dengan sister city, Kitakyushu Jepang. (frd)