Pemkot Pasuruan Budayakan Batik Lewat Pendidikan Dasar
Pemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan menggelar lomba membatik tingkat SD/MI, SMP/ MTs Negeri dan Swasta. Pengenalan batik pada pelajar menjadi tujuan utama kegiatan tersebut. Antusiasme pelajar dari berbagai sekolah pun besar mengikuti lomba tersebut.
Lomba Membatik tingkat SD/MI, SMP/MTs Negeri/Swasta ini di mulai sejak tanggal 6 - 24 September 20201 mulai pendaftaran dan pengumpulan Karya Batik, dilanjutkan penjurian karya batik tanggal 25 - 26 September 2021 dan pengumuman hasil lomba tanggal 27 September 2021 yang diikuti oleh untuk tingkat SD/MI total 92 peserta dan tingkat SMP/MTs berjumlah 30 peserta.
" Dari total 122 peserta itu kemudian dilakukan penjurian hasil karya batik dan akhirnya ada 32 peserta yang lolos kebabak final," kata Yudha Andriasmara, Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan, Rabu 29 September 2021. "Para finalis yang terpilih setelah diumumkan pada tanggal 27 September 2021, hari ini mereka kembali berlomba untuk memperebutkan yang terbaik," lanjutnya.
Kegiatan final lomba membatik hari ini bertempat di Halaman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mualif Arif tepat pukul 08.00 WIB.
Para finalis yang berlomba hari ini terdiri dari 20 peserta dari tingkat SD/MI dan 12 peserta dari tingkat SMP/MTs. Dalam arahannya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan Mualif Arif mengatakan, batik kini sudah mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari desain batik serta corak pewarnaan maupun aplikasinya. "Batik merupakan tradisi lama bangsa dan kita saat ini telah dianggap sebagai salah satu warisan dunia," ujarnya.
Selain itu juga bertujuan untuk menumbuh kembangkan jiwa seni, melalui lomba membatik ini kami ingin menyampaikan pesan kepada para generasi muda khususnya Kota Pasuruan untuk terus mencintai batik.
"Upaya pelestarian lomba membatik ini merupakan salah satu kearifan lokal Kota Pasuruan, jadi secara tidak langsung kita dapat mempertahankan batik khas Kota Pasuruan," imbuh Ayik.
Lebih lanjut menurut Ayik, munculnya motif baru yang inovatif diharapkan mampu menumbuhkembangkan kreatifitas pengrajin batik di Kota Pasuruan secara berkelanjutan sekaligus memunculkan generasi-generasi pembatik muda milenial.
"Ke depannya ini menjadi bekal generasi milenial untuk terus mengenal dan mencintai batik. Karena ini adalah warisan budaya yang perlu dipertahankan, maka kami berkomitmen untuk memberikan edukasi kebudayaan lewat kegiatan seperti lomba membatik ini," tegas Ayik.