Pemkot Pasuruan akan Gelar Pawai Mobil Hias Bertema Cerita Rakyat
Rangkaian kegiatan dalam memeriahkan Hari Jadi Kota Pasuruan ke-337 masih terus berlanjut. Belum hilang ingatan tentang megahnya malam puncak Hari Jadi Kota Pasuruan di Gedung Harmoni pada Rabu, 8 Februari 2023 lalu, selanjutnya masyarakat Kota Pasuruan akan dimanjakan dengan pawai mobil hias.
Event ini diagendakan digelar di awal Maret. Untuk persiapan menuju kegiatan tersebut, pada Selasa, 14 Februari 2023 bertempat di gedung Gradika Pemkot Pasuruan, digelar "Road to Pawai Mobil Hias Hari Jadi Kota Pasuruan: Folklor in Harmoni"
Kegiatan yang juga dihadiri para camat, lurah, dan kepala sekolah dasar, dan SMP se-Kota Pasuruan ini menjadi semacam paparan persiapan menuju pelaksanaan pawai mobil hias. Berbeda dengan kebanyakan rapat persiapan sebuah event yang berlangsung formal dan kaku, kesan santai dan casual tergambar dalam kegiatan kali ini.
Selain diselingi dengan tarian dan live musik, pada kesempatan ini para lurah diwajibkan mempresentasikan konsep mobil hias yang akan mereka tampilkan. Presentasi singkat mereka pun langsung dikomentari dan diberikan masukan oleh walikota.
Untuk diketahui, tema dalam pawai mobil hias kali ini adalah Folklor in Harmonie. Nantinya setiap peserta pawai harus mengangkat tema cerita rakyat yang berkembang di Kota Pasuruan, khususnya di kelurahan setempat.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar potensi kearifan lokal Kota Pasuruan dapat semakin digali dan diketahui oleh masyarakat. Desain mobil hias dan elemen pendukungnya harus merepresentasikan cerita rakyat tersebut.
Menurut Walikota Pasuruan, Drs. H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) penguatan seni dan budaya merupakan salah satu hal yang tertuang dalam visi Pasuruan Kota Madinah, khususnya pada poin Harmoni Warganya.
"Kota Pasuruan tidak memiliki warisan budaya yang baku seperti halnya Banyuwangi dengan tari gandrung, atau Surabaya dengan tari remo. Ini menjadi tugas kita untuk menggali potensi lokal yang ada agar bisa dimaksimalkan menjadi agenda wisata. Kita lakukan trial and error festival budaya, agar ketemu setingan yang pas dan bahkan bisa menjadi agenda rutin seperti Jember Fashion Carnival misalnya" ujar Gus Ipul dalam sambutannya.
Gus Ipul lalu menyebut konsep perayaan Hari Jadi Kota Pasuruan ke-337 yang dilaksanakan pada malam hari dan dikemas dengan menarik menjadi contoh bagaimana sebuah festival budaya yang dikemas secara apik mampu menarik animo masyarakat untuk menonton. Menurutnya jika hal tersebut rutin dilakukan dan selalu ada peningkatan, event ini akan menjadi hal yang ditunggu oleh masyarakat.
Walikota juga menjelaskan jika nantinya Kota Pasuruan memiliki event budaya yang rutin diselenggarakan dan mampu menarik wisatawan, maka harus ditunjang dengan ekosistem pendukung.
"Harus didukung dengan keramahtamahan masyarakat. Kita gali apa yang bisa kita sajikan. Termasuk untuk menyambut MTQ Jawa Timur. Bikin sesuatu yang berkesan untuk kita sajikan dan akan lebih bagus jika hal itu adalah produk dan potensi lokal" imbuhnya.
Gus Ipul kemudian menjelaskan bagaimana potensi pariwisata menjadi salah satu penopang ekonomi di tengah keterbatasan yang dimiliki Kota Pasuruan. Menurutnya, Kota Pasuruan tidak bisa selamanya bergantung pada sektor industri, perdagangan, dan jasa yang membutuhkan waktu panjang untuk mengejar ketertinggalan dari kota besar.
"Jika kita tau caranya, potensi yang terbatas ini mampu kita kembangkan. Salah satu caranya yaitu dengan mengembangkan wisata terintegrasi, antara wisata religi, heritage, pelabuhan, dan wisata tematik," ucap Gus Ipul
Menurutnya hal itu bisa dikejar oleh Kota Pasuruan yang notabene tidak sebesar Kota Malang atau Surabaya, dan untuk mencapai kesuksesan dalam pembangunan pariwisata terintegrasi dibutuhkan effort dan usaha ekstra bersama demi kesejahteraan masyarakat.