Pemkot Pastikan Sekolah di Surabaya Ramah untuk Anak
Pemkot Surabaya memastikan seluruh sekolah tingkat SD dan SMP sudah mewujudkan Sekolah Ramah Anak yang telah dideklarasikan oleh sejak tahun 2019 lalu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menyampaikan, sekolah ramah anak dikemas dalam suasana yang ramah, nyaman dan menyenangkan dalam semua pembelajaran.
"Dasarnya adalah lingkungannya di sekolah yang bersifat rekreatif tapi edukatif,” kata Yusuf, Jumat, 14 April 2023.
Pihaknya menjelaskan, penguatan pendidikan karakter siswa akan menyasar
segi religi, akademik, dan pengembangan talenta siswa. Contohnya, adanya kolaborasi bersama Tunas Hijau untuk membuat sebuah proyek sekolah di bidang lingkungan.
"Lingkungan sekolah akan dikemas menjadi Sekolah Arek Suroboyo, program pembelajaran yang efektif dan edukatif," kata Yusuf.
Kemudian juga dilakukan penguatan pada siswa untuk membiasakan mengaji, atau salat di bulan Ramadan. Bisa juga mengundang narasumber untuk memberikan penguatan pada guru dan siswa.
Yusuf memastikan bahwa program Sekolah Ramah Anak telah dilaksanakan di seluruh SD dan SMP negeri maupun swasta di Kota Pahlawan.
“Sudah diterapkan di semua sekolah, tergantung inovasi apa saja yang dibuat sekolah dan nanti kita evaluasi, karena setiap karakter di wilayah Surabaya masyarakatnya berbeda-beda,” tegasnya.
Salah satu sekolah yang menerapkan sekolah ramah anak adalah SDN Dupak 1 Kota Surabaya. Dalam pelaksanaannya, sekolah tersebut mengaplikasikan program 5S. Yakni, senyum, sapa, salam, sopan, dan santun, serta memberikan penguatan pada segi religi, akademik, dan pengembangan talenta.
Kepala SDN Dupak 1 Kota Surabaya, Ahmad Nur Khalim mengatakan, pada
segi penguatan religius, sebelum kegiatan belajar mengajar, para peserta didik diwajibkan untuk berdoa sesuai kepercayaannya masih-masing.
Selanjutnya, pada segi akademik, peserta didik akan dipantau dalam proses belajar. Sedangkan pada segi pengembangan talenta, dikuatkan pada potensi minat dan bakat siswa.
“Pembentukan karakter seperti Profil Pelajar Pancasila, yakni mewujudkan pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila sebagaimana visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya.
Tak hanya itu saja, pihaknya juga kerap memberikan penguatan terhadap tenaga pendidik. Penguatan ini untuk mengantisipasi dan menangani perilaku peserta didik yang berbuat kurang baik.
“Apakah anak perlu mendapatkan sanksi atau perlu dilakukan pendekatan. Maka guru akan paham, tindakan apa saja yang tepat untuk siswa,” jelasnya.
Menurutnya, pembiasaan 5S pada siswa dapat memicu rasa percaya diri dan kemandirian peserta didik. “Agar tidak hanya bermain gadget. Serta diharapkan saling menyayangi antar teman supaya tidak melakukan perundungan pada sesama,” ungkapnya.
Penguatan tersebut diharapkan bisa menciptakan generasi penerus bangsa sebagai calon pemimpin memiliki karakter.
“Jadi mulai sekarang menguatkan pendidikan karakter, terhadap guru, orang tua dan teman. Diharapkan ketika dewasa akan memiliki karakter sopan santun,” tandasnya.