Pemkot Malang Terus Sinergi dengan Perguruan Tinggi
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus bersinergi dan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dalam upaya membangun daerah. Hal ini ditunjukkan saat audiensi Plt Wali Kota Malang, Sutiaji didampingi Sekertaris Daerah Kota Malang, Wasto bersama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI) Komisariat IV Jawa VII pada Senin (13/8) di Ruang Kerja Wali Kota.
Ketua APTISI Dyah Sawitri, dalam kesempatan itu mengapresiasi Pemkot Malang yang selama ini menjalin komunikasi dengan baik bersama perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta (PTS). Ada beberapa ide, gagasan serta masukan dari APTISI dalam forum audiensi tersebut. Termasuk di antaranya yakni pengembangan kampung tematik, kampung entrepreneur, kampung IT hingga kampung Inggris.
"Gagasan membentuk Kampung Inggris ini nanti kita akan libatkan PKK dan Dharma Wanita. Nantinya ibu-ibu rumah tangga akan dilatih berbahasa inggris dengan harapan nanti bisa digunakan pada saat mendampingi wisatawan asing," kata Dyah Sawitri.
Bukan itu saja, Dyah Sawitri yang juga Rektor Universitas Gajayana Malang itu menekankan jika kampus siap bersinergi dengan Kota Malang untuk mengawal program smart city termasuk bagaimana membantu penghijauan dan peduli terhadap sampah.
"Ke depan kami juga akan mengadakan KKN terpadu di Kota Malang. Nantinya di setiap kelurahan akan dibina dan diharapkan ada nilai tambah," tukasnya.
Plt Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan keberadaan perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta sangat penting dalam upaya membangun daerah. Kajian bersifat ilmiah dan akademis dari perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi bagian dalam upaya membangun Kota Malang.
"Apa yang disampaikan oleh APTISI ini adalah gayung bersambut dengan rencana pembangunan yang ada di Kota Malang," kata Sutiaji.
Dalam forum itu, Sutiaji juga menegaskan jika pemerintah di kawasan Malang Raya meliputi Pemkot Malang, Pemkab Malang dan Pemkot Batu sudah satu suara untuk membangun bersinergi antar satu dengan lainnya. Pertemuan tiga Sekertaris Daerah sudah menjad titik awal bagaimana pembangunan di Malang Raya bisa sinergi dan nantinya dibutuhkan peran perguruan tinggi.
"Khusus Kota Malang nanti dengan ada banyaknya perguruan tinggi ada pembagian wilayah mana saja yang nanti harus ditangani oleh peguruan tinggi sehingga tidak ngumpul di salah satu wilayah saja, dan pembangunan bisa merata," imbuh Sutiaji.
Berkaitan dengan program penghijauan yang disampaikan oleh APTISI dalam audiensi tersebut, Sutiaji menegaskan jika RTH Kota Malang masih harus terus ditambah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang mewajibkan daerah memiliki 30 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari luas wilayah daerah.
"RTH kita masih di kisaran 10 persen dan kita terus tingkatkan RTH sebagaimana amanat undang-undang. Dan disini butuh sumbangan pikiran dari perguruan tinggi," tukasnya.
Bahkan, kedepan Sutiaji yang juga Wali Kota Malang terpilih Periode 2018 - 2023 berharap Kota Malang ini menjadi kota tematik. Dimana nanti ketika ada masyarakat masuk ke wilayah Kota Malang sudah mengetahui bahwa daerah itu sudah mewakili citra Kota Malang baik dari masyarakatnya maupun dari hal lainnya.
"Perbedaan antara Pasuruan misalnya dan Malang bukan lagi ditentukan oleh Gapuro saja tapi harus ada citra Malangan atau tematik Malangan berpijak dengan kreatifitas dan budaya seperti halnya di Jogjakarta," bebernya.
Hal lain yang tak kalah penting yang diungkapkan oleh Sutiaji adalah masalah kemacetan, dimana kawasan perguruan tinggi adalah salah satu daerah yang rawan macet. Karena itu butuh sinergitas dan kajian bersama untuk bagaimana menguragi kemacetan yang ada di Kota Malang.
"Memang perlu banyak kajian dan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan dan perguruan tinggi berperan dalam hal ini," kata Sutiaji.
Terakhir, Sutiaji juga berpesan kepada perguruan tinggi agar ribut antar mahasiswa bisa ditangani dengan berbagai upaya penanganan di internal kampus. Tujuannya, agar kota kondusif dan tidak berdampak kepada masyarakat sekitar. (umr/amr)