Pemkot Malang Siapkan Sistem Zonasi Angkot Online
Haris Malik, siswa SMKN 3 Kota Malang, terlihat sedang menunggu kedatangan angkot (angkutan kota) di kawasan Jalan Terusan Surabaya, Kota Malang. Dia bersama dengan dua temannya menunggu kedatangan angkot dengan trayek LG (Landungsari-Gadang).
"Rumah saya di depan Tandon Dinoyo. Depannya ada gang besar, di sekitar kawasan itu. Udah biasa nunggu angkot gini, meski agak lama sama teman-teman," ujar siswa kelas dua tersebut kepada ngopibareng.id, pada Rabu 9 Oktober 2019.
Selain karena bisa bareng dengan teman-temannya, Haris memutuskan lebih suka naik angkot karena tarifnya yang murah yaitu Rp 2.000. "Sehari itu habis empat ribu, kan bolak balik," jelasnya.
Namun, untuk bisa mencegat angkot untuk ke sekolah, Haris masih harus berjalan sekitar 100 meter dari rumahnya untuk sampai di pinggir jalan besar yang dilewati angkot. Angkot memang tak lewat depan rumah atau gangnya persis.
Setelah menunggu sekitar 15 menit angkot yang ditunggu oleh Haris dan teman-teman, akhirnya tiba juga.
Kisah Haris bersama teman sejawatnya sebentar lagi mungkin tak akan ada lagi. Pasalnya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kini yang tengah menyiapkan zonasi untuk angkot online.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengungkapkan Pemkot Malang saat ini tengah mendiskusikan mengenai wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari zonasi.
"Jadi kami pakai sistem zonasi. Untuk titik-titiknya itu akan kami atur lebih lanjut. Jadi dengan zonasi ini, nantinya angkot itu bisa mengambil penumpang yang ada di dalam kampung. Selama masih dalam satu zona," tuturnya saat ditemui ngopibareng.id di Hotel Balava, saat mengisi acara sosialisasi pajak online.
Sutiaji menjelaskan penumpang juga tidak dikenakan biaya tambahan jika pindah angkot, selama itu masih dalam satu zona.
"Jadi kalau penumpang oper ke angkot lain, biayanya tetap. Kecuali masuk ke zona lain kena tarif tambahan," terangnya.
Aplikasi angkot online tersebut dinamakan Tron, yang dapat diunduh pada gadget masing-masing.
"Jadi nanti orang-orang bisa unduh aplikasinya. Dari aplikasi itu bisa langsung pesan angkot sesuai tujuan," tutur pria yang menggemari olahraga bulutangkis tersebut.
Sistem angkot berbasis online ini, sebenarnya bukan murni gagasan dari Pemerintah Kota Malang. Namun mencontoh apa yang sudah diterapkan di Kota Bekasi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Wasto mengatakan model angkot online ini sebenarnya sudah diterapkan di Kota Bekasi. Dampaknya pun dirasa menguntungkan para sopir angkot.
"Saya sudah tanya gimana testimoni di Bekasi. Katanya di sana pendapatan sopir naik dan penumpang menjadi lebih mudah untuk mencari angkot," terang Wasto, pada 26 September 2019 lalu.