Pemkot Malang Target Pemetaan Drainase Selesai Pasca Lebaran
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan pemetaan saluran drainase selesai pasca Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Pemetaan drainase ini adalah bagian dari proses penyusunan masterplan untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kota Malang.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, untuk pemetaan drainase ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan lima kecamatan dan juga akademisi dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB).
"Inventarisir kondisi eksisting, perhitungan kebutuhan drainase dengan mempertimbangkan tata ruang, plotting dan mapping peta detail, sampai indikasi program dan anggaran penataan berbasis Daerah Aliran Drainase (DAD) menuju zero genangan 2028", ujarnya pada Minggu, 24 April 2022.
Tim Ahli FT UB, Runi Asmaranto mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang padat di perkotaan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Kota Malang. Sebab, daerah resapan air menjadi berkurang karena adanya pemukiman.
Data komparatif antara tahun 2000 hingga 2020 menunjukkan adanya pertumbuhan pemukiman yang masif terutama di sisi utara, timur laut, tenggara dan barat daya Kota Malang. Maka itu, pihaknya bakal menyurvei kondisi eksisting pemukiman di tiap kecamatan Kota Malang.
"Kami akan segera bagikan PIC (Person In Charge) tiap kecamatan yang kontak untuk menghimpun data dan informasi dan rencana kerja survei pasca lebaran," katanya.
Pakar Perairan FT UB, Muhammad Bisri mengatakan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan banjir di Kota Malang, salah satunya adalah saluran drainase yang tertutup karena kurang pemeliharaan.
"Hambatan dan tantangan banjir salah satunya adalah saluran tertutup yang sulit dilakukan pemeliharaan, alih guna fungsi lahan untuk resapan air menjadi permukiman, perubahan iklim yang berindikasi pada curah hujan yang sangat tinggi dan tidak menentu," paparnya.
Sementara itu, Camat Lowokwaru Kota Malang, Joao Maria Gomes De Carvalho mengatakan bahwa kondisi di daerahnya saat ini memang tergolong sebagai tempat pemukiman padat penduduk.
"Kondisi eksisting permukiman di tempat kami sangat padat, sehingga menyumbang genangan yang signifikan karena resapan air sangat kurang. Pembersihan saluran yang banyak sedimen juga tidak mudah karena ada di antara bangunan. Prinsip kami siap membantu setiap saat," katanya.
Advertisement