Pemkot Malang Antisipasi Kedatangan Mahasiswa Baru di Masa Wabah
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengantisipasi kedatangan mahasiswa baru dengan jumlah besar di tengah masa pandemi Covid-19. Menurut Wali Kota Malang, Sutiaji, kedatangan mahasiswa baru dapat menimbulkan kerumunan yang bisa menjadi media penyebaran virus corona.
"Perguruan tinggi harus ada perhatian khusus. Kita prediksi akan crowded ketika mahasiswa baru masuk. Kami akan koordinasi dengan perguruan tinggi menjadi starting poin kami meminta kepada Kemendikbud ada perlakukan khusus berkaitan dengan Kota Malang," terangnya pada Selasa 21 April 2020.
Perlakuan khusus tersebut nantinya kata Sutiaji masih akan dibahas dengan Kemendikbud RI setelah melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi di Kota Malang.
"Nanti Kemendikbud yang mengatur mekanismenya seperti apa. Sistem pembayarannya juga bagaimana. Saya berharap segala aktivitas bisa dilakukan secara daring agar tak mengundang mobilitas massa," tuturnya.
Sutiaji mencontohkan pengenalan dunia kampus kepada para mahasiswa baru bisa dilakukan secara daring, begitu juga dengan proses daftar ulangnya.
"Kuliah memang masih melakukan daring, tapi Maba (mahasiswa baru) kan pasti ada pengenalan lingkungan kampus. Jangan sampai ada mobilitas ratusan orang datang saat penerimaan mahasiswa baru," ujarnya.
Apalagi terang Sutiaji, Kota Malang tergolong daerah yang kecil ruang lingkupnya, sehingga potensi penyebaran virus corona antar manusia ke manusia ia nilai bisa terjadi lebih cepat.
"Kota Malang ini kan kota kecil, banyak perguruan tinggi di sini. Apalagi di sini juga kota wisata, kota transit. Maka menurut analisa dari dokter kesehatan masyarakat dan mikrobiologi dan ahli pandemik, Malang ini mestinya penyebaran Covid-19 lebih besar dari daerah lain, di bawahnya Surabaya," terangnya.
Namun Sutiaji berharap, tidak ada tambahan pasien Covid-19 di Kota Malang. Sampai saat ini pasien positif corona di Kota Malang masih berjumlah 8 orang. Tujuh orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh.