Pemkot Malang Siapkan Dua Cara Untuk Antisipasi Banjir
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengantisipasi terjadinya banjir di Kota Malang saat memasuki musim hujan. Berkaca dari banjir di Jakarta, Sutiaji mengatakan sedari awal ia sudah mulai mengantisipasi dengan meluncurkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS), pada akhir Desember 2019 lalu.
"Jadi caranya mengantisipasi banjir yaitu dengan terus-menerus GASS ini ditingkatkan. Itu kan gerakan masyarakat bersih sampah dan sungai yang tersumbat seminggu sekali. Itu akan saya kontrol sebulan sekali," tuturnya pada Kamis, 2 Januari 2019.
Sutiaji mengungkapkan melalui program GASS tersebut ia optimis banjir bisa diantisipasi agar tidak melanda Kota Malang.
"Cara kedua, nanti setiap harinya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Malang akan mengecek saluran-saluran sungai," ujarnya.
Adapun yang menjadi fokus dari GASS sendiri yaitu terdapat lima titik yang akan menjadi konsentrasi pembersihan sungai dan gorong-gorong.
Kelima titik itu yakni Oro Oro Dowo (kawasan anak sungai Brantas) dan kawasan sekitar perempatan jalan Bandung sampai dengan jembatan jalan Buring.
Lokasi berikutnya di saluran terbuka di Jalan Letjen S. Parman. Dan titik ketiga di kawasan sekitar pasar Gadang dengan target drainase. Untuk titik eempat, berada di Jalan Terusan Dieng dan Jalan Raya Langsep. Sementara titik terakhir di Jalan Simpang Gajayana dan Jalan Candi II, Kota Malang.
Seperti diberitakan oleh Ngopibareng.id sebelumnya Sutiaji mengatakan, untuk membersihkan sampah terutama di sungai-sungai, pada 27 Desember 2019, ia melaunching Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS).
"Ini dilakukan tiap hari Jumat yang nantinya akan melibatkan para ASN dan juga masyarakat luas dari tingkat RT sampai RW. Jadi mereka melakukan kerja bakti di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
Gerakan ini akan menyasar lima Kecamatan yang ada di Kota Malang, yakni Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, dan Sukun.
"Ya namanya kan sudah gerakan, memulainya sekarang, kita harapkan terus menerus bisa bergerak," terang Sutiaji.
Ia berharap dengan kegiatan ini, pembuangan sampah-sampah plastik di sungai tidak lagi dilakukan oleh masyarakat.
"Harapannya, kesadaran masyarakat terkait pola hidup bersih, tidak buang sampah sembarangan dan menjaga sedimen sungai juga bisa tumbuh melalui gerakan ini," tuturnya.
Karena menurut Sutiaji, penyadaran masyarakat untuk tak membuang sampah di sungai tidak cukup hanya melalui sosialisasi saja.