Jembatan Muharto Akan Ambruk, Ini strategi Pemkot Malang
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Malang, Hadi Santoso mengungkapkan, berdasarkan hasil uji forensik tim Fakultas Teknik (FT), Universitas Brawijaya (UB) menyatakan kekuatan Jembatan Muharto di Kelurahan Kedungkandang itu hanya 40 persen.
"Sudah kami cek uji forensik dari FT UB bahwa kekuatan jembatan ini cuma 40 persen dan tentu dalam proses akan terjadi penurunan terus kekuatannya," katanya, Selasa 8 Oktober 2019.
Hadi menambahkan, pihaknya telah membatasi kendaraan yang melewati Jembatan Muharto. Kendaraan dengan berat di atas 3 ton tidak diperbolehkan melintasi jembatan tersebut.
Selain itu, pemkot juga berencana untuk mengganti konstruksi Jembatan Muharto dengan beton.
"Konstruksi bangunan Jembatan Muharto ini komposit, yaitu gabungan antara baja dengan beton. Ke depannya kami akan menggantinya dengan beton," ujarnya.
Tapi, realisasi pemugaran jembatan tersebut diperkirakan akan berlangsung pada 2021. Karena harus menunggu mekanisme anggaran daerah.
"Kami juga sudah minta bantuan dari pusat, tapi harus menunggu jawaban dulu. Apakah disetujui atau tidak, kita juga belum tahu," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi C, DPRD Kota Malang, Fathol Arifin, menjelaskan pada awal 2020, Pemkot Malang, akan melakukan proses penyanggan pada Jembatan Muharto.
"Untuk proses penyanggan itu menelan anggaran sebesar Rp5-10 miliar, yang nanti kami masukkan di dalam komponen anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT)," jelasnya.
Proses penyanggan ini, menurut Arifin, tidak dapat menambah kekuatan dari konstruksi Jembatan Muharto, namun dapat menopang sisa kekuatan jembatan tersebut sambil menunggu penggantian rangka jembatan menggunakan material beton.
"Untuk pemasangan penyangga kami masih menunggu hasil uji forensik dari FT UB. Andai dinyatakan tidak kuat kami sudah menyiapkan rencana cadangan, yaitu memasang Jembatan Bailey," katanya.
Arifin menambahkan, meskipun perlu pinjam ke pusat, namun penggunaan Jembatan Bailey bisa lebih cepat proses pembangunan, sehingga lebih cepat digunakan.
"Pembongkaran jembatan ini perlu waktu satu minggu. Sementara memasang jembatan bailey hanya butuh 8 jam. Jembatan bailey itu bisa kita pinjam sementara, jika tidak dibutuhkan ya kita kembalikan lagi," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.