Pemkot Malang Perketat Tracing Cegah Klaster Covid-19 Baru
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan memperketat proses tracing kontak. Hitungan tracing kontak berdasarkan rasio, yaitu 1 banding 30. Dalam artian, jika ada 1 orang terkonfirmasi positif Covid-19 maka, ada 30 orang yang akan ditracing kontak.
Walikota Malang Sutiaji mengatakan, tracing dengan rasio ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas lagi. Sutiaji tidak ingin muncul lagi klaster baru seperti klaster keluarga.
"Kami belajar dari kasus munculnya klaster keluarga. Terlebih kini sudah mulai keluar hasil swab dari PDP (pasien dalam pengawasan), juga menambah jumlah kasus Covid-19 di kota Malang," ujarnya pada Selasa 30 Juni 2020.
Penguatan tracing dengan memakai ukuran rasio tersebut diharapkan mampu menekan naiknya angka kasus Covid-19 di Kota Malang. "Harus kita lebarkan tracingnya, agar langkah antisipasi cakupannya lebih luas dan harapannya lebih kuat," terang Sutiaji.
Dikutip dari data Pemkot Malang, tingkat kesembuhan Covid-19 masih berada di angka 27 persen. Pemkot Malang harus ekstra kerja keras untuk meningkatkan presentase pasien sembuh. "Treatmen menggunakan suplemen herbal bisa menjadi alternatif lain untuk meningkatkan kesembuhan para pasien, segala upaya harus kami lakukan," tutup Sutiaji.
Saat ini, Kota Malang melaporkan ada 204 pasien konfirmasi positif Covid-19. Rinciannya, sebanyak 137 pasien masih menjalani perawatan, 53 pasien berhasil sembuh, dan 14 pasien dilaporkan meninggal dunia.
Untuk diketahui, tim khusus Pemkot Malang ini berfungsi untuk melakukan pengetatan tracing agar warga yang memiliki kontak erat dengan kasus konfirm positif sebelumnya dapat terlacak dengan baik.
Tim ini terdiri dari Fakultas Kedokteran dari Universitas Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) dan Satgas Covid-19 Nahdlatul Ulama.
Masing-masing tim terbagi dalam 5 wilayah kerja, meliputi Kecamatan Kedungkandang, Lowokwaru, Blimbing, Klojen, dan Sukun.