Pemkot Malang akan Cegah Klaster Keluarga Lewat Kampung Tangguh
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengungkapkan, bahwa dalam dua pekan terakhir ini klaster keluarga menambah jumlah kasus pasien Covid-19 di Kota Malang. Tercatat dalam pekan ini, yakni pada 17 Juni dan 18 Juni 2020, ada 16 pasien Covid-19 baru dari klaster keluarga.
"Kami akan kuatkan kampung tangguh agar merata di wilayah Kota Malang. Karena faktanya, klaster keluarga di Mergosono dan lainnya itu belum terbentuk kampung tangguh," tutur Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edy Jarwoko, pada Sabtu 20 Juni 2020.
Keluruhan Mergosono sendiri menyumbang pasien Covid-19 terbanyak dari klaster keluarga. Tercatat ada 9 orang yang terkonfirmasi positif, karena tinggal dalam satu rumah.
"Kampung tangguh Ini akan dipertajam lagi sampai dengan level RT dan keluarga tangguh," ujar Edy.
Menurut Edy, kampung tangguh sangat efektif untuk mencegah adanya klaster keluarga atau penularan virus corona melalui anggota keluarga.
Sebab, terang Edy, melalui kampung tangguh kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 akan terbentuk, karena ada proses edukasi dari penanggungjawab kampung tangguh dalam hal ini ketua RW.
"Aparat akan mengedukasi, dan memberikan informasi, supaya mereka sadar untuk menjaga lingkungan," ujarnya.
Bagi Edy kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk mencegah penularan Covid-19.
"Poinnya kesadaran itu, setelah sadar baru disiplin, baru kita biasakan untuk pola hidup sehat, jaga jarak dan pakai masker," terangnya.
Kota Malang sendiri sedang berjuang agar masuk menjadi zona hijau. Saat ini, kondisinya masih dalam zona oranye atau wilayah dengan resiko sedang.