Pemkot Klaim Tak Ada Trend Peningkatan Kasus di Surabaya
Penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 dalam masa larangan mudik di Kota Surabaya sementara ini bisa dikatakan berjalan sukses karena tercatat tidak ada peningkatan kasus yang sangat signifikan.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, sejak diberlakukan masa larangan mudik oleh pemerintah sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) penambahan kasus rata-rata harian tak lebih dari 30 kasus.
"Pasca lebaran gak ada (peningkatan) karena rata-rata di Asrama Haji tempat karantina Surabaya di angka 20-an, sempat naik sampai 29 tapi turun lagi. Jadi, sebelum lebaran sampai sekarang sekitar itu aja rata-rata 20-an," kata Eri, Minggu 23 Mei 2021.
Eri mengaku, cukup senang dengan tren sementara ini. Artinya, upaya yang dilakukan oleh pemerintah bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forokopimda) telah berhasil mengubah perilaku masyarakat.
Pasalnya, saat ini masyarakat sudah banyak yang sadar akan pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam setiap berkegiatan.
Khusus di masa larangan mudik ini, Forkopimda Surabaya memperketat aturan bagi kendaraan luar Surabaya yang akan masuk dalam kota.
Karena itu, ia berencana untuk tetap mendirikan posko penyekatan di perbatasan meski masa larangan mudik sudah usai. Serta memperkuat peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
"Insya Allah sesuai arahan gubernur, pusat, kita selalu menjaga daerah jangan sampai lepas dan bikin Covid-19 meningkat. Seperti instruksi Mendagri, berakhir Senin besok. Kami mempertahankan, namun kami akan koordinasi dengan pusat, Dishub dan provinsi supaya Surabaya tidak melonjak. Yang pasti masuk Surabaya harus menunjukkan surat antigen, kalau misal luput di posko nanti Satgas Kampung Tangguh akan melakukan screening," pungkasnya.