Pemkot dan BKSDA Pasang Perangkap Kera
Terkait teror kera-kera liar di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Pemkot setempat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera bertindak.
Kedua instansi itu memasang perangkap yang di dalamnya terdapat buah-buahan untuk menangkap kawanan kera yang sempat menggigit dan mencakar Hafid Septian Maulana, bayi berusia dua bulan itu.
"Menjawab keluhan warga Kedungasem, kami dan BPBD sudah berkoordinasi dengan BKSDA untuk memasang perangkap kera. Perangkap sudah dipasang namun belum satu pun kera yang tertangkap," ujar Kepala Dinas Satpol PP Kota Probolinggo, Agus Effendi, Jumat, 9 November 2018.
Mantan Kadisparbud itu berterus-terang, tidak mengetahui asal-usul kawanan kera yang sesekali menyatroni belahan selatan Kota Probolinggo. "Saya menduga, kalau tidak kera liar dari hutan, ya kera-kera itu peliharaan warga yang kemudian lepas," ujarnya.
Yang jelas, dari mana pun kera-kera, kata Agus, harus bisa ditangkap. Soalnya, para primata itu dianggap meneror warga Kedungasem.
Eko Cahyono, warga Kedungasem memperkirakan, ada sedikitnya dua ekor kera liar yang berkeliaran di lingkungannya. "Dua kera dewasa itu lumayan besar badannya. Yang jelas harus ditangkap soalnya sudah menggigit dan mencakar keponakan saya, Hafid," ujarnya.
Dikatakan Minggu, 11 November 2018 mendatang akan melakukan penyisiran di Kedungasem dan sekitarnya. Targetnya untuk menemukan kera-kera liar itu. “Kami akan melakukan penyisiran di tempat-tempat yang diduga menjadi tempat persembunyiannya seperti pekarangan kosong hingga pepohonan,” ujarnya.
Seperti diketahuim Hafid, bayi berumur 2 bulan menjadi korban keganasan kera liar, Rabu, 7 November 2018 lalu. Sebelumnya, Agustus 2018 lalu, Muhammad Raditya (7) bocah yang masih duduk di bangku SD dicakar kera saat bermain di sungai di Kedungasem. Beruntung Raditya hanya luka ringan.
Tidak hanya manusia, kawanan kera liar itu sebelumnya pernah melarikan seerkor anak kambing ke atas pohon. Karena dikejar sejumlah warga, anak kambing itu kemudian dilepaskan dan jatuh ke tanah hingga tewas. (isa)
Advertisement