Pemkot Belum Akan Fungsikan Jalan Kenari
Usai terima kembali aset Jalan Kenari yang bertahun-tahun jadi sengketa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata belum akan memfungsikan dalam waktu dekat. Padahal jalan ini sangat vital perannya karena menghubungkan Jalan Tunjungan dan Jalan Simpang Dukuh. Apalagi Jalan Gubernur Suryo depan Grahadi, sering ditutup untuk upacara. Jalan ini bisa menjadi jalan alternatif.
Risma mengatakan, Jalan Kenari itu saat ini masih dalam proses pengajuan sertifikat pihaknya ke Pengadilan Tata Usah Negara (PTUN). Selain itu, di bawah jalan selebar 2000 meter persegi itu, terdapat saluran air peninggalan Belanda, yang ukurannya cukup besar.
"Kita bersihkan dulu, dan kita perbaiki salurannya dulu, karena dibawah jalan ini ada saluran besar, peninggalan belanda," katanya, saat meninjau Jalan Kenari, Surabaya, Rabu, 6 Juni 2018.
Saluran itu kata Risma, terhubung itu dari Embong Malang sampai ke Blauran, dan menuju ke Rumah Pompa Kenari. Pemkot akan membenahi dulu saluran itu karena ada endapan dalam saluran itu.
"Ada endapan, atau di crossing ini ada masalah. Kalau sudah kosong airnya, anak-anak (petugas) bisa turun dan lihat masalahnya apa, mungkin bentuk dari saluran ini," kata dia.
Jalan Kenari, nantinya juga akan, difungsikan bersamaan dengan Jalan Simpang Dukuh yang dilebarkan, agar hasilnya maksimal. Jalan Kenari juga akan menjadi alternatif saat Jalan Tunjungan ditutup.
"Kalau ada jalan ini maka tidak ada alasan lagi macet, karena Jalan Tunjungan ditutup," kata dia.
Namun, pelebaran tahap akhir Jalan Simpang Dukuh sendiri, saat ini masih terkendala soal pembebasan lahan. Masih ada satu bangunan yang menolak.
"Simpang dukuh masih ada kendala lahan, tahun ini kelar, kita sudah komunikasi dan sudah kita siapkan anggaranya, untuk pembebasan," kata dia.
Jalan Kenari sendiri, meskipun panjangnya hanya sekitar 150 meter dengan lebar aspal 5 meter, tapi amat vital karena selain membantu mengurai kemacetan juga menjadi jalan pintas dari arah Tunjungan ke Gedung Grahadi.
Sudah bertahun-tahun, Jalan Kenari tertutup pagi siapapun, aksesnya dipagari dengan seng, dan ditutup dengan pagar jeruji.
Bertahun-tahun lalu juga jalan bersejarah itu lepas ke tangan swasta PT Sentral Tunjungan Perkasa, itu terjadi sejak jaman Kota Surabaya dipimpin Almarhum Wali Kota Sunarto yang menjabat sejak 1994 hingga 2002. Anggota DPRD Kota Surabaya dan Wali Kota saat itu ikut bertanggungjawab terhadap lepasnya Jalan Kenari.
Sayangnya, saat ditanya soal awal mula sengketa Jalan Kenari, Risma tak tahu pasti apa penyebabnya. "Saya gak tau cerita awalnya, saya gak tau persis. Yang saya tahu awalnya mau disewa tapi tiba-tiba keluar sertifikat, saat itu," kata dia.
"Tapi kita upaya terus, kita beberapa kali ke pengadilan juga beberapa kali kalah, lalu saya adu ke kejaksaan ternyata temuannya ada kesalahan prosedur, kemudian mestinya sertifikat harus melalui pemkot, karena ini aset pemkot, tapi itu gak ada," tandas Risma. (frd)