Pemkot Surabaya Tambah Ruang Isolasi Dua Rumah Sakit Miliknya
Banyaknya pasien Covid-19 membuat rumah sakit kekurangan ruang isolasi. Untuk menyelesaikan masalah itu, Pemerintah Kota Surabaya pun mengklaim, saat ini tengah melakukan pengembangan fasilitas di beberapa lokasi.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, penuhnya ruang isolasi di beberapa rumah sakit, diakibatkan banyaknya jumlah pasien yang Masuk Rumah Sakit (MRS). Tidak hanya pasien positif, tapi juga termasuk Orang Dalam Pantauan (ODP) serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untuk merawat pasien confirm Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan overload 395,” kata Fikser, melalui siaran persnya, Selasa, 5 Mei 2020.
Fikser mengungkapkan, seluruh pasien Covid-19 seharusnya ditempatkan di ruang isolasi. Hat tersebut, bertujuan agar virus tersebut tidak menyebar, terutama kepada tenaga kesehatan, yang setiap harinya berkontak langsung.
“Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisa berbahaya, kasihan juga nakesnya. Karena mereka bisa merawat di situ berjam-jam,” ucap Fikser.
Maka dari itu, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan beberapa langkah untuk menyelamatkan pasien yang tidak mendapatkan ruang isolasi. Salah satunya, mewajibkan bagi seluruh rumah sakit yang memiliki ruang isolasi, diharuskan untuk ikut menangani permasalahan ini.
“Karena semua rumah sakit sekarang tidak bisa lagi tidak merawat, karena memang sudah tidak cukup (kapasitasnya). Karena persyaratannya itu harus punya ruang isolasi,” tutur Fikser.
Selain itu, Fikser mengaku, pihaknya bakal terus menambah jumlah bed di ruang isolasi pada rumah sakit milik Pemkot. Hal tersebut juga diikuti oleh rumah sakit swasta di Surabaya.
“RSUD Soewandhie dan RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada) masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta) yang lain,” jelas Fikser.
Kepala Dinas Kominfo Kota Surabaya itu menambahkan, bahwa untuk RSUD Dr. Soewandhie, saat ini jumlah bed di ruang isolasi sekitar 22 buah. Rencananya, jumlah bed di ruang isolasi rumah sakit ini ditambah 20 buah. Sehingga ke depan totalnya berjumlah 42 buah.
“Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas bed di ruang isolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar 50 buah,” Imbuh Fikser.
Agar semakin maksimal, Pemkot Surabaya mengaku telah menyediakan fasilitas kamar hotel untuk ODP dan OTG (orang tanpa gejala) yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Di sisi lain, hal ini juga dapat membantu sektor penginapan yang saat ini sedang menurun.
“Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel,” tutupnya.