Bupati Sidoarjo: Warga Makan Telur Dioksin Juga Tak Apa-apa
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak akan menutup keberadaan industri tahu yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar utama dalam proses produksinya. Hal itu disampaikan oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Illah, saat ditemui di acara Pembukaan Peringatan Hari Pangan Nasional di JX International, Surabaya, Selasa 19 November 2019.
Kata dia, saat ini ada sekitar 47 industri tahu milik warga yang berada Desa Tropodo Krian Sidoarjo. Kata Saiful Illah, tidak adil jika menutup sekitar 47 industri tahu yang ada di Desa Tropodo, Kecamatan Krian hanya karena ada 3-5 telur yang ditemukan kandungan dioksin dari asap pembakaran sampah.
"Sanksi apa? Masak telur yang dimakan hanya 3, 4, 5 telur mengalahkan miliaran telur yang kita produksi. Kita tiap hari makan telur, orang kampung situ (Desa Tropodo) juga makan telur nggak apa-apa," kata Bupati yang akrab disapa Abah Ipul itu.
Walau begitu, ia tetap melakukan penelitian dengan mengambil sampel berupa ayam kampung yang memakan ampas tahu dari daerah yang terpapar dioksin itu.
Sebagai langkah perbaikan, Saiful mengaku jika dirinya telah menyiapkan alternatif bahan bakar yang bisa digunakan oleh para pengusaha tahu. Bahan bakar alternatif itu, wood pallet yang menghasilkan panas api yang pas untuk proses pembuatan tahu. Wood pallet diklaim tak menimbulkan polusi sampah yang besar dan berbahaya.
"Kita tegaskan pengusaha agar tidak pakai plastik. Ada alternatif sekarang itu wood pallet. Baranya bagus, panas, dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Ia mengaku, harga wood pallet juga lebih murah dibandingkan dengan alternatif lain seperti gas tabung dan gas alam.
Abah Ipul mengatakan, jika harga per kilo wood pallet ini Rp2.250 ribu, yang itu diklaim sangat awet cocok bagi pengusaha makanan.
Terkait realisasinya, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan secepatnya tergantung dengan para pengusaha apakah setuju untuk menggunakan alternatif ini atau tidak.