Pemkab Pasuruan Sterilkan Gedung Sekolah Bekas Isoter Kecamatan
Jelang persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan telah mensterilkan sekolah-sekolah yang sebelumnya digunakan sebagai tempat Isolasi Terpusat (Isoter).
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya mengatakan, tempat isoter pasien Covid-19 di Kabupaten Pasuruan tersebar di 14 kecamatan.
Setiap kecamatan jumlah lembaga satuan pendidikan yang digunakan sebagai tempat isoter tak lebih dari 2 lembaga. Bahkan, ada beberapa kecamatan yang hanya menggunakan satu sekolah untuk isoter.
"Satu kecamatan antara satu atau dua sekolah yang digunakan sebagai tempat isoter. Gak ada yang lebih dari dua sekolah untuk per satu kecamatannya," kata Anang, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Seluruh tempat isoter di 14 Kecamatan mulai difungsikan pada pertengahan bulan Juli lalu. Hanya saja, seluruh isoter tersebut jarang dimanfaatkan oleh pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan.
Lanjut Anang, hal tersebut disebabkan masih tersedianya BOR (bed occupancy rate) atau ketersediaan tempat tidur di beberapa lokasi yang sudah disiapkan Pemkab Pasuruan seperti BLK Rejoso, SKB Pandaan, Permata Biru Prigen dan Pines Garden.
"Paling banyak 4 orang yang ditempatkan di Isoter. Karena kebanyakan semua pasien yang terpapar dengan gejala ringan dirawat di tempat karantina seperti di BLK, Permata Biru, SKB atau di Pines Garden. Dan BOR di sana juga tidak penuh," katanya.
Dijelaskan Anang, sterilisasi tempat isoter mulai dilakukan sejak seminggu lalu. Di mana para petugas dari Dinas Kesehatan plus di-backup Satgas Kecamatan melakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh ruangan selama dua hari berturut-turut. Dan untuk saat ini, sekolah-sekolah tersebut sudah steril dan siap untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
"Sekarang sudah dikosongkan semua dan steril. Jadi siap untuk dipakai kegiatan pembelajaran," pungkasnya.
Dari data tersebut, pakar memprediksi tak akan ada lagi badai kasus Covid-19 terjadi di Jawa-Bali. Meski begitu, LaNyalla mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Karena ini baru sebatas prediksi. Jangan sampai kita lengah sehingga menyebabkan lonjakan kasus kembali terjadi. Mari berharap sekalipun peningkatan kasus Covid-19 terjadi, jumlahnya relatif lebih kecil dan bisa terkendali," ujarnya.