Pemkab Malang Bakal Pindahkan 2.500 Isoman ke Isoter Covid-19
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berencana untuk memindahkan sebanyak 2.500 pasien Covid-19 yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) menuju isolasi terpadu (isoter).
Seperti diketahui, jumlah bed isoter Covid-19 di Kabupaten Malang sebanyak 1.200 tempat tidur yang tersebar di 40 kecamatan yang ada.
"Kami akan memasukkan semua yang isoman itu ke isoter. Mulai besok langsung gerak. Target awal 500 orang dulu. Jumlah yang melakukan isoman sekitar 2.500 orang," ujar Bupati Malang, Sanusi, pada Jumat 13 Agustus 2021.
Sanusi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemindahan isoman ke isoter secara bertahap dengan jumlah 500 orang terlebih dahulu. Pihaknya akan bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk bisa memindahkan sejumlah pasien isoman tersebut.
"Kami akan melakukan pemindahan secara bertahap. Awal 500 orang, total bed isoter 1.200 tempat tidur. Nanti jika kurang akan kami tambah lagi (bed isoter)," katanya.
Sanusi mengatakan isoter tersebut diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan kategori tanpa gejala dan gejala ringan. Jika gejala memburuk akan dipindahkan ke Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19.
"Jadi makanya kami menaruh isoter itu berdekatan dengan puskesmas. Jadi di sana ada yang memantau. Jika ada gejala dipindahkan ke RS. Hingga saat ini BOR RS kami sekitar 70 persen," ujarnya.
Ditambahkan oleh Sekretaris Satpol PP Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang mengatakan bahwa dari sejumlah bed yang tersedia tersebut baru 35 bed yang terisi sejauh ini.
"35 orang itu hanya tersebar di enam isoter kecamatan. Di antaranya, Isoter Kepanjen, Dampit, Bululawang, Tirtoyudo, Ampelgading dan Turen," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa dengan adanya tempat isoter di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Malang adalah untuk meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga.
"Jadi berkali-kali sudah disampaikan ada varian virus baru, kalau isoman di rumah berpotensi tinggi menyebarkan virus. Kami tidak tau di salah satu keluarga misalnya ada yang komorbid itu bisa berpotensi meningkatkan angka kematian. Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah kami bersama," ujarnya.
Advertisement