Pemkab Lamongan Dipusingkan dengan Blantik Sapi Bergentayangan
Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan dipusingkan dengan blantik sapi yang masih berkeliaran berburu sapi pengidap penyakit mulut dan kuku (PMK).
Karena ulahnya yang menakuti-nakuti para peternak, kian banyak peternak yang menjual sapinya. Terdata, sudah 21 ekor sapi mengidap PMK telah dijual oleh pemiliknya.
"Ini yang bikin pusing. Karena sapi yang terjual itu pasti menularkan virus PMK. Sedang kita sekarang ini sedang gencar melakukan pencegahan penularan, termasuk mengantisipasi sapi tidak keluar kandang," kata Kepala Dinas Peternakan, M. Wahyudi, Minggu, 22 Mei 2022.
Blantik sapi ini, lanjut Wahyudi di sela-sela pelayanan posyandu kucing di Alun-Alun Lamongan, dinilai licin. Begitu disanggong, mereka beralih sasaran lain yang banyak sapi mengidap PMK.
Jika sebelumnya terdeteksi menyasar peternak di kawasan Kembangbahu, kini beroperasi di Kecamatan Tikung.
Tidak main-main, belum genap seminggu sudah berhasil membeli 17 ekor sapi yang diduga mengidap PMK. "Informasinya, untuk merayu peternak, mereka bergerilya malam hari," katanya.
Karena ulah para blantik ini, peternak alami kerugian. Sebaliknya para blantik bisa untung besar. Karena, sapi yang terkena PMK mengalami penurunan berat badan hingga 15 persen.
"Padahal, kalau mau bersabar sapi bisa sembuh dan normal kembali," kata dokter hewan Dinas Peternakan Lamongan, Rahendra.
Untuk mengantisipasi sapi PMK keluar kandang, Dinas Peternakan Lamongan mendirikan pos penyekat antar perbatasan kecamatan. Juga dibantu TNI-Polri ikut serta sosialisasi upaya pencegahan penularan PMK ini.