Pemkab Kediri Jamin Beasiswa Anak Serda Edi Wibowo
Serda Edi Wibowo merupakan satu dari 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam diperairan utara Bali, pada 21 April 2021. Ucapan belasungkawa pun disampaikan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Dia didampingi oleh Dandim 0809, Letkol Infantri Rully Eko Suryawan mengunjungi kediaman Trismiyati, orangtua Serda Edi Wibowo di Dusun/Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Selasa 27 April 2021.
Suasana duka terasa di rumah keluarga Serda Edi Wibowo. Bupati yang akrab disapa Dito itu pun tampak terharu melihat kondisi ibu korban. Meski demikian, bupati 28 tahun ini berusaha memberikan samangat kepada ibu korban.
Dalam kesempatan tersebut, bupati yang merupakan kader dari partai PDI Perjuangan ini menuturkan bahwa musibah yang menimpa Serda Edi Wibowo merupakan kejadian di luar dugaan. "Prajurit itu sedang menjalankan tugas, di saat kita tertidur mereka sedang bekerja. Maka sudah menjadi kewajiban pemerintah jika terjadi sesuatu harus meng-cover mencukupi kebutuhan keluarga korban,” tutur Hanindhito Himawan Pramana.
Saat menyampaikan ucapannya tersebut, Hanindhito Himawan Pramana memilih lesehan di bawah sedangkan Trismiyati yang begitu sedih tengah duduk di kursi. Mengingat pandemi Covid-19, keduanya tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Rupanya, di rumah duka tersebut tidak terdapat istri dan anak Serda Edi Wibowo. Mereka rupanya bertempat tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri tetap akan meng-cover biaya pendidikan putra korban hingga jenjang perguruan tinggi.
"Saya minta data anaknya (Serda Edi Wibowo), supaya bisa kita cover sampai perguruan tinggi nanti. Apa yang menjadi kebutuhan anak tersebut. Kalau sudah ada kejadian seperti ini kita tidak melihat, tempat tinggal di kabupaten mana, kita melihatnya sebagai warga negara Indonesia," tandas Hanindhito Himawan Pramana.
Sementara itu, Trismiyati mengenang masa remaja putranya. Serda Edi Wibowo memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Sebagai ibu, Trismiyati mengaku tidak mendapatkan firasat buruk. Sebab, putranya masih sempat menghubungi sebelum bertugas di perairan Bali.
“30 menit sebelum berangkat menyelam bersama KRI Nanggala-402, anak saya sempat pamitan dan meminta doa restu. Dia memang perhatian sama orangtuanya. Senin, 19 April lalu itu terakhir kita ngobrol lewat handphone,” ungkap Trismiyati.
Serda Edi Wibowo minta doa restu. “Ketika mau menyelam anak saya pamitan, “Bu, saya mau berangkat menyelam. Masih ad waktu setengah jam, saya minta doa restunya”,” demikian kenangnya.
Meski tak memiliki firasat akan kehilangan putranya, Trismiyati sempat menanyakan fisik putranya yang terlihat kurus. “Saya sempat tanya, badanmu kok semakin kurus to le, dia jawab katanya banyak kegiatan ya cuman gitu," ceritanya.
Selama dinas jika ada waktu luang atau libur, Serda Edi Wibowo selalu menyempatkan diri untuk pulang kampung menjenguk sang ibu. Dia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Kepergiannya tentu menyisakan kesedihan bagi sang istri dan kedua orang anaknya.
Semasa hidupnya, kata Trismiyati, ada keinginan mulia sang putra untuk mengajak ibu dan keluarganya berangkat ke Tanah Suci menjalankan ibadah umrah. "Bilang mau umroh. Dia bilang sudah daftar. Dia niatnya menjalankan umrah bersama istri, orangtua sekaligus mertuanya bareng-bareng,” ungkap Trismiyati.