Pemkab dan IDI Lamongan Luncurkan Konsep Orang Tua Asuh Stunting
Angka stunting di Lamongan cukup tinggi. Sesuai data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencapai 27,5 persen. Untuk menekan angka tersebut, Pemkab bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lamongan kini mencanangkan konsep baru mengatasi stunting.
Menurut Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, saat ini pembangunan kesehatan di Lamongan difokuskan pada penanganan stunting. Sebagai langkah awal, kini mulai menggencarkan kembali screening kader setiap kecamatan. Tujuannya, gar kasus stunting termonitor dengan baik.
"Penuntasan stunting tanggung jawab kita semua, agar menciptakan generasi emas yang sehat untuk meneruskan kejayaan Lamongan," tuturnya, saat membuka seminar kesehatan untuk awam di Pendapa Lokatantra Pemkab Lamongan, Sabtu, 20 Mei 2023.
Seminar ini digelar IDI Lamongan dalam rangka hari bakti dokter Indonesia ke-115, terangkai dalam kegiatan Medical Week. Tema seminar, "Bersama IDI Mewujudkan Generasi Sehat Cerdas dan Bebas Stunting di Kabupaten Lamongan".
Pada kesempatan itu, Bupati Yuhronur juga menyampaikan konsep baru untuk mewujudkan Lamongan bebas stunting, yaitu orang tua asuh stunting.
"Konsepnya, setiap 10 orang tua asuh dari kalangan dokter di Lamongan akan menaungi anak stunting di setiap puskesmas," tandasnya.
Karena itu, penanganan yang dilakukan tidak hanya ditujukan untuk penderita stunting saja. Melainkan mulai dari memberikan edukasi kepada orang tua, kader puskesmas, calon pengantin hingga memiliki bayi usia 1.000 hari kehidupan.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Lamongan, Budi Himawan, mengatakan, jumlah orang tua asuh stunting dipastikan terus bertambah. Karena dengan jumlah yang banyak diyakini dapat mempercepat penanganan kasus stunting di Lamongan.
"Program orang tua asuh merupakan program pertama bagi IDI Lamongan. Tugasnya ialah memberikan asuhan berupa edukasi maupun materi bagi anak stunting di tiap-tiap puskesmas," katanya.
Dokter Urologi itu menambahkan, konsep lain untuk membebaskan stunting di Lamongan di antaranya penanaman 10 ribu buah oleh dokter di Lamongan.
"Buah yang dihasilkan nanti akan diberikan kepada ibu hamil dan anak-anak untuk memenuhi gizi mereka," paparnya.
Penyebab Stunting
Sementara pemateri seminar, Dokter Spesialis Anak Gina Noor menjelaskan, faktor-faktor penyebab adanya stunting. Disebutkan, ada dua kategori faktor, yakni faktor langsung dan faktor tak langsung.
Penyebab langsung di antaranya, status kesehatan dan asupan nutrisi. Sedangkan penyebab tak langsung adalah akses pangan dan gizi, akses fasilitas kesehatan, lingkungan sosial, dan pengetahuan orang tua anak.
Karena itu, diharapkan seluruh kader kesehatan untuk peduli kepada tumbuh kembang anak, terutama saat 1000 hari pertama kehidupan. Karena usia itu merupakan golden period bagi anak.
"Saya ingatkan juga, bahwa dampak stunting sangat merugikan. Karena akan berlangsung panjang, baik dari segi fisik, psikis maupun ekonomi bagi anak yang terdampak," papar Dosen Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Surabaya ini.