Pemkab Blora Kurang Serius Tangani Kebakaran di Wilayah Cepu, Ini Buktinya!
Kondisi armada Pemadam Kebakaran (Damkar) Cepu yang memprihatinkan menjadi bukti, bahwa penanganan kebakaran di wilayah tersebut belum mendapat perhatian serius dari Pemkab Blora.
Kasi Trantib Kecamatan Cepu, Listyo Winarno, mengungkapkan bahwa selain kondisi armada pemadam kebakaran yang kurang prima, juga dibutuhkan armada tangki penyuplai air. "Kalau air di dalam armada pemadam habis, kami hanya bisa diam saja. Tanpa adanya water supply," katanya.
Kekurangan ini diperparah dengan kondisi geografis wilayah Cepu yang rawan kekeringan di musim kemarau. Hal ini semakin mempersulit upaya penanggulangan kebakaran.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Blora dari Kecamatan Cepu, Arifin Muhdiarto, menyatakan komitmennya untuk mendorong pengadaan armada Damkar. "Nanti kami bisa dorong untuk secepat pengadaan mobil Damkar, kalau kemarin 2023, kita mendorong pengadaan mobil tangki air, karena setiap tahun terjadi kekurangan air di daerah-daerah tertentu, tapi armada tidak mencukupi," jelas Arifin, Rabu 24 Juli 2024.
Arifin juga akan mengawal proses pengalokasian anggaran di Banggar agar pengadaan armada Damkar dan tangki air dapat segera terealisasi.
"Kita lihat nanti di rapat Banggar, apakah Dinas terkait sudah mengalokasikan belum, kalau sudah tinggal mengawal saja. Insyaallah secepatnya kami sampaikan ke Dinas terkait," ujar Arifin.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kabupaten Blora, Pujo Catur Susanto, mengakui belum mendapatkan alokasi anggaran untuk pengadaan armada pemadam kebakaran. "Belum mendapat alokasi," kata Pujo.
Diberitakan sebelumnya, Kondisi armada di Kecamatan Cepu, Blora, memprihatinkan. "Persneling kedua ke tiga susah," ungkap Kasi Trantib Kecamatan Cepu, Listyo Winarno, pada Rabu 23 Juli 2024.
Dikatakannya, perbaikan yang dilakukan selama ini hanya badan saja, tidak sampai perbaikan mesin. "Perbaikan terakhir minggu kemarin karena mogok," ungkapnya.
Armada Damkar Cepu tersebut merupakan keluaran tahun 2005. Dia menduga, sejak saat itu, belum pernah dilakukan servis mesin besar. Perbaikan terakhir hanya sebatas bodi, sementara kondisi sasis sebelah kendor sehingga kendaraan miring ketika berjalan dengan muatan air. "Mesin tidak disentuh. Pada waktu masuk gigi dua dan tiga, kendaraan tidak kuat," jelasnya.
Kondisi ini dikhawatirkan menghambat upaya penanggulangan kebakaran, terutama saat musim kemarau. Sehingga, kata dia, perlu pengadaan armada baru. Potensi kabakaran di wilayahnya cukup tinggi.
Terbukti, pada tahun 2023, tercatat 39 kejadian kebakaran. Sedangkan di tahun 2024, selama musim kemarau, sudah terjadi 5 kali kebakaran. Dia menambahkan, bahwa Damkar Cepu mengampu wilayah tiga kecamatan, yaitu Cepu, Sambong, dan Kedungtuban. Kondisi jalan di wilayah tersebut yang masih banyak yang rusak juga menjadi faktor penghambat laju kendaraan Damkar.
Camat Cepu, Endah Ekawati, mengakui kekurangan armada Damkar tersebut. "Itu aja sudah lumayan. Kecamatan hanya menerima, yang berwenang mengadakan Damkar adalah Kabupaten," katanya. Disampaikan, bahwa kecamatan menggunakan (Damkar) sampai dibantu PEM, Pertamina untuk beberapa alat pelengkap.