Pemkab Banyuwangi Simulasi Makan Siang Bergizi, Lengkapi Program Bidang Pendidikan
Pemkab Banyuwangi melakukan simulasi program makan siang bergizi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian pelaksanaan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di wilayah Kecamatan Glagah, Selasa, 17 September 2024.
Simulasi program makan siang bergizi ini diikuti puluhan siswa SDN 5 Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Simulasi dilakukan sebagai persiapan pemerintah daerah menyambut program pemerintah pusat terkait makan siang bergizi.
“Kami ingin melakukan simulasi bagaimana pelaksanaannya, khususnya teknis distribusi ke siswa, terutama ke depan pada beberapa desa yang secara geografis jauh dari pusat kota," jelas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
Dalam simulasi tersebut, Ipuk Fiestiandani tampak mendampingi para murid-murid SD yang sedang menyantap makan siang. Simulasi makan siang bergizi dilakukan dengan menyajikan menu sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, program “Isi Piringku”.
Menu yang disantap para siswa terdiri atas nasi sebagai sumber karbohidrat, ikan laut goreng, tahu goreng dan bakwan jagung sebagai sumber protein. Ada juga buah jeruk sebagai sumber vitamin. Para siswa nampak lahap menyantap menu tersebut.
“Selanjutnya simulasi program ini akan bertahap dilaksanakan di sekolah lainnya,” ujar bupati.
Program nasional makan siang bergizi akan melengkapi program bidang pendidikan yang telah dilaksanakan di Banyuwangi. Sebut saja Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah).
Program ini, lanjut Ipuk Fiestiandani, menggerakkan segenap stakeholder untuk peduli pada anak-anak putus sekolah dan rentan putus sekolah untuk bisa terus menempuh pendidikan.
Dalam tiga tahun terakhir, terdapat 2.605 pelajar rentan putus sekolah yang menerima bantuan Rp6,25 miliar. Ada juga program pemberian uang saku dan uang transportasi dengan sasaran 1.722 pelajar yang sudah digelar dalam tiga tahun terakhir. Total alokasi anggaran senilai Rp8,26 miliar.
“Mengapa kita beri bantuan uang saku? Karena ada beberapa faktor yang membuat pelajar itu minder ke sekolah, misalnya pas jam istirahat tidak beli jajan. Nah Pemkab Banyuwangi hadir memberi bantuan uang saku,” terang Ipuk Fiestiandani.
Selanjutnya Program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yakni program kepedulian antar siswa. Program SAS sudah menyalurkan dana lebih dari Rp22 miliar bagi siswa yang membutuhkan. Berikutnya, Program Rindu Bulan, yakni Rintisan Desa Tuntas Belajar 12 tahun untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah dengan mengembalikan anak tidak sekolah (ATS) kembali belajar di satuan pendidikan kesetaraan.
“Dengan semua program intervensi tersebut memberikan dampak positif pada IPM pendidikan daerah. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 7,66 tahun di 2022 menjadi 7,76 di 2023. Harapan lama sekolah juga naik dari 13,11 di 2022 menjadi 13,12 tahun di 2023,” pungkas Ipuk Fiestiandani.