Pemisahan antara Ilmu Agama dan Umum, Sebabkan Ini
Pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menegaskan, sebagian pola penerapan pendidikan di Indonesia adalah warisan penjajah Belanda. Seperti pemisahan antara ilmu agama dan umum.
Gus Mus menyebut hal itu adalah siasat penjajah Belanda yang dinilai sudah berhasil membuat penyebutan ilmu di Indonesia seolah terkotakkan hingga kini.
Dampaknya pun cukup serius terhadap anak-anak bangsa di Tanah air. Sebagaimana penilaian banyak orang saat ini bahwa ilmu agama hanya bisa diperoleh di pesantren dan madrasah, sedangkan ilmu umum didapat di luar pesantren dan madrasah.
"Nanti begini, orang-orang menganggap adanya ilmu agama di pesantren, dan ilmu umum di sekolah-sekolah," katanya.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menambahkan, lebih dari hanya sekedar penilaian di atas adalah anggapan masyarakat bahwa orang-orang yang lebih menekuni ilmu umum dianggap lebih pintar daripada mereka yang setiap harinya hanya belajar ilmu agama.
"Padahal tidak demikian, banyak santri-santri pesantren yang menguasai berbagai ilmu," jelas Gus Mus, saat menjadi pembicara pada Haflah Akhir Sanah Pesantren Al-Aqobah Jombang, Jawa Timur, Ahad 28 April 2019. (adi)
"Nanti begini, orang-orang menganggap adanya ilmu agama di pesantren, dan ilmu umum di sekolah-sekolah," kata Gus Mus.
Advertisement