Pemimpin Umat Diimbau Tak Mudah Terprovokasi
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengimbau seluruh pimpinan ormas Islam bisa menahan diri dan tak gampang terprovokasi upaya adu domba jelang pemilihan presiden 2019.
"Mereka ingin bangsa ini kacau balau, saling bermusuhan seperti beberapa negara di timur tengah yang dilanda perang sudara," kata Said, pada Ngopibareng.id, Rabu 24 Oktober 2018.
Menghadapi provokasi, seluruh umat Islam, apapun warna baju dan partainya, harus tetap bergandengan tangan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Upaya membenturkan ulama dengan ulama, dan menjauhkan ulama dengan santri harus terus diwaspadai.
Munculnya bendera HTI pada peringatan Hari Santri di Garut, Jawa Barat pada Senin 21 Oktober 2018, adalah bagian dari provokasi yang dimaksud.
Anggota Badan Pengarah Penghayatan Ideologi Pancasila ini memprediksi, target para 'pemain' itu ingin menghancurkan NKRI dengan memprovokasi umat islam supaya saling bertikai. Kalau umat islam sudah bisa dilemahkan, target untuk membelah NKRI, bisa dilakukan dengan mudah.
"Kita harus belajar dari awal terjadinya perang sudara di Timur Tengah. Salah satunya karena bangsa-bangsa di jazirah arab mudah dihasut. Karena itu di sinilah pentingnya umat Islam harus menggelorakan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah watoniyah, serta ukhuwah basyariyah," ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mukti, juga mengajak seluruh bangsa Indonesia, umat islam pada umumnya, untuk selalu berhati hati menghadapi setiap kejadian terkait dengan isu agama.
Indonesia dengan jumlah penduduk beragama islam terbesar di dunia, akan menjadi tempat yang seksi sebagai target pecah belah.
Berkat komitmen para pemimpin umat yang kuat dalam menjaga ukhuwah Islamiyah dan NKRI, berbagai upaya mengadu domba antar umat dan ulama, bisa diselesaikan dengan baik.
"Beda pilihan dalam pilpres atau pemilu, wajar dalam negara demokrasi. Yang penting, perbedaan pilihan itu jangan sampai mengorbankan ukhuwah Islamiyah dan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sekretaris Umum PP Muhammdiyah ini. (asm)