Pemimpin Tak Berilmu Hanya Akan Bikin Pengikutnya Tersesat
Era sekarang yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi itu ternyata memang tidak menjadikan manusia itu semakin cerdas, tidak menjadikan manusia itu semakin arif. Pemimpin yang berilmu mulai langka dan banyak muncul pemimpin yang justru tidak berilmu.
“Ada bukunya Franklin Foer, World without Mind (Dunia tanpa otak) tetapi kalau diterjemahkan secara bebas dunia tempat manusia itu semakin bodoh justru ketika teknologi itu ada di dalam genggaman tangan,” jelas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
Fenomena ini, menurut tokoh asal Kudus ini, menjadi persoalan tersendiri ketika kita melihat kecendurungan umat termasuk di kalangan warga persyarikatan yang lebih memilih mengikuti informasi-informasi yang secara ilmiah maupun secara diniyah tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan kemudian kalau kita kaitkan itu dengan buku yang lain The Death of Expertise (matinya kebakaran).
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana sekarang ini manusia semuanya itu merasa bisa, manusia kadang-kadang merasa semuanya tahu padahal dia sebenarnya tidak tahu. Karenanya, Mu’ti teringat, peringatan Nabi Saw yang kalau dibaca dalam beberapa hadis itu dikelompokkan ke dalam ciri-ciri atau tanda-tanda datangnya kiamat.
Tanda-Tanda Kiamat
Misalnya sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Umar, yang disitu dijelaskan bagaimana Rasulullah menjelaskan tanda-tanda kiamat itu.
“Saya kira hadis ini mungkin penjelasannya ada di buku World without Mind dan juga buku The Death of Expertise, disebutkan Rasulullah mengingatkan kita bahwa Allah itu tidak mencabut ilmu begitu saja dari tangan pemiliknya tetapi mencabut ilmu dengan wafatnya para ulama.
"Sehingga ketika manusia itu tidak lagi menemukan orang-orang yang alim (orang-orang yang berilmu) mereka kemudian mengangkat manusia-manusia yang bodoh dan tidak berilmu itu sebagai pemimpin dan pemimpin yang tidak berilmu itu kemudian ditanya banyak hal dan karena dia merasa tau maka dia menjawab pertanyaan itu,” terang Mu’ti.
Waspadai Pemimpin Tak Berilmu
Para pemimpin yang tak berilmu inilah yang akhirnya memberikan fatwa tanpa ilmu. Pemimpin yang memberikan fatwa tanpailmu itu menjadi orang yang tersesat dan menyesatkan orang yang lainnya.
“Nah persoalan ini memang menjadi penting karena kadang-kadang di internal kita di Persyarikatan ada sebagian masyarakat yang lebih mengikuti fatwa individu atau dikalangan ustad lebih sering dikatakan fatwa google atau fatwa facebook daripada fatwa majelis tarjih, MUI, atau lembaga yang punya otoritas kuat dalam memberikan fatwa,” kata Mu’ti.
Warning Al-Quran
Sementara itu, Mu’ti mengatakan bahwa kita juga diingatkan Al-Qurán untuk jangan mengikuti sesuatu yang tidak memiliki ilmu terhadap sesuatu itu. Dijelaskan dalam surat Al-Isra 36:
"Jangan kamu ikuti sesuatu yang kamu tidak mengerti mengenai sesuatu itu. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati itu semuanya masing-masing nanti akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu daripada kita mengikuti sesuatu yang kita tidak tau atau kemudian merasa tau padahal tidak tahu.
“Dua kali Al-Qurán mengingatkan kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu, di dalam surat an-Nahl ayat 43 dan surat al-anbiya ayat 7, allah memerintahkan kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu kalau kita tidak mengerti mengenai sesuatu. Bertanyalah kepada orang yang berilmu, kalau kamu tidak mengerti mengenai sesuatu,” tutur Mu’ti.