Pemimpin Hong Kong akhirnya ‘Lari’ ke China
Untuk pertama kalinya sejak kalah telak dalam pemilihan lokal, Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam berangkat ke Beijing, Sabtu, 14 Desember 2019.
Lam akan membahas situasi politik dan ekonomi di kota yang dikuasai China itu dengan para pejabat Beijing selama kunjungan empat hari. Media Hong Kong menyebut, Lam akan bertemu Presiden China Xi Jinping pada Senin, 16 Desember 2019.
Hong Kong telah dikejutkan oleh protes harian dan sering dengan kekerasan selama enam bulan terakhir sebagai demonstrasi menentang RUU ekstradisi yang sekarang sudah ditarik dan protes diperluas menjadi tuntutan untuk kebebasan demokrasi yang lebih besar.
Ratusan ribu orang berpawai pada hari Minggu lalu untuk memprotes apa yang dilihat sebagai Beijing yang merusak kebebasan yang dijamin ketika bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada 1997. Banyak pengunjuk rasa muda juga marah pada pemerintah Lam, menuduhnya karena gagal mengatasi masalah ketidaksetaraan sosial di salah satu kota termahal di dunia.
Minggu ini Lam mengatakan perombakan kabinet bukan "tugas mendesak" dan dia akan memfokuskan upayanya untuk memulihkan hukum dan ketertiban ke Hong Kong. Masih ada keraguan tentang berapa lama Beijing bersedia mendukungnya. Terutama setelah kandidat pro-demokrasi memenangkan hampir 90% kursi dalam pemilihan distrik bulan lalu.
China mengutuk kerusuhan itu dan menyalahkan campur tangan asing. Itu membantah bahwa mereka ikut campur dalam urusan Hong Kong. Dalam tajuk rencana pekan ini, surat kabar resmi China Daily meminta pemerintah Hong Kong untuk menegakkan aturan hukum.
Secara terpisah, polisi telah menangkap lima remaja sehubungan dengan pembunuhan seorang pria berusia 70 tahun bulan lalu dan karena kerusuhan, kata pemerintah.
Pria itu telah diserang oleh seseorang dengan batu bata dan kemudian meninggal di rumah sakit, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.