Pemilu Israel, Netanyahu dan Gantz Saling Klaim Kemenangan
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan penantang utamanya Benny Gantz sama-sama mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum Israel pada Selasa, 9 April 2019, sementara angket di luar proses resmi memberi pemimpin sayap-kanan tersebut keunggulan untuk membentuk pemerintah koalisi.
Netanyahu, yang berkuasa secara terus-menerus sejak 2009, sedang memperjuangkan kelangsungan hidup politiknya saat ia berusaha meraih masa jabatan kelima. Ia menghadapi kemungkinan tuntutan dalam tiga kasus korupsi, tapi pemimpin Partai Likud itu --yang berhaluan kanan-- telah membantah bahwa ia melakukan kesalahan.
Jajak pendapat di luar proses resmi di dua dari tiga saluran televisi utama Israel memperlihatkan Partai Biru dan Putih, yang berhaluan tengah pimpinan Gantz, meraih sedikit lebih banyak kursi di Parlemen dengan 120 anggota, sementara survei ketiga meramalkan keadaan seimbang.
Meskipun tak satu partai pun meraih mayoritas di Knesset (Parlemen), menurut jajak pendapat, dua dari ketiga survei menyatakan Netanyahu memiliki posisi lebih kuat untuk membentuk pemerintah koalisi dengan bantuan faksi sayap-kanan.
Sebagian pengulas politik mengingatkan bahwa terlalu dini untuk menentukan hasil pemungutan suara, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Sementara itu, masih ada waktu beberapa jam sebelum pemungutan suara ditutup.
Jika menang, Netanyahu, 69 tahun, akan berada di jalur untuk menjadi perdana menteri yang paling lama memerintah dalam 71 tahun sejarah Israel. Gantz, 59 tahun, mantan kepala staf militer, adalah pendatang baru di kancah politik Israel.
Channel 13 meramalkan Netanyahu dapat membentuk blok yang memerintah dengan menguasai 66 kursi dibandingkan dengan koalisi partai sayap-kiri dan kiri-tengah Biru dan Putih, pimpinan Gantz, dengan 54 kursi.
Stasiun televisi umum Kan memberikan perbandingan 64:56 kursi buat Partai Likud, sementara Channel 12 meramalkan persaingang ketat, masing-masing meraih 60 kursi. (ant)