Pemilu 2024, Keterwakilan Perempuan di DPRD Surabaya Turun
Keterwakilan perempuan yang lolos di kursi DPRD Kota Surabaya pada Pemilihan 2024 menurun dibanding pemilu sebelumnya. Periode masa jabatan DPRD Surabaya 2024-2029 hanya ada sepuluh perempuan yang lolos ke Yos Sudarso (Gedung DPRD Kota Surabaya).
Pada Pileg 2019 jumlah perempuan yang menjadi anggota legislatif mencapai 34 persen atau setara 17 kursi. Pemilu 2024 hanya ada 10 kursi atau sekitar 20 persen dari 50 kursi yang diperebutkan.
Politikus asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aning Rahmawati mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan jumlah suara politikus perempuan menurun.
"Pertama, mengenai strategi yang diterapkan masing-masing partai. PKS memberi kesempatan kepada caleg perempuan untuk menempati nomor urut satu. Ini tidak banyak dilakukan partai lain," ujarnya, Rabu 20 Maret 2024.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya yang berhasil meraih 13.859 suara ini menambahkan, Pemilu 2024 dirasanya berbeda dan lebih sulit, bila dibanding dengan Pemilu sebelumnya.
"Pada Pemilu 2024 ini, pertarungan sangat-sangat ketat. Jadi kapasitas dan kualitas caleg perempuan sangat menentukan untuk terpilih," lanjutnya.
Sementara itu, Caleg Partai Gerindra Ajeng Wira Wati menilai, ada sudut pandang berbeda masyarakat melihat caleg perempuan.
"Masyarakat Surabaya saat ini tidak melihat persoalan gender untuk menentukan pilihan, melainkan lebih kepada kinerja. Jadi, sudah tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan," kata peraih 11.467 suara.
Ajeng yang memastikan kembali ke Yos Sudarso selama satu periode ini akan memperjuangkan hak kaum perempuan Surabaya.
"Saya mendorong adanya perda pemberdayaan dan perlindungan perempuan agar lebih berdaya," pungkasnya.