Pemilik Tanah Agung Sejagat Muncul: Awalnya Untuk Tempat Wisata
Setelah lama menghilang, Chikmawan Muhsin, 53 tahun, pemilik lahan yang digunakan untuk membangun Keraton Agung Sejagat di Purworejo, akhirnya muncul. Chikmawan, pada Kamis, 23 Januari 2020 nampak menyambangi tanahnya yang kini telah menjadi keraton dan disegel polisi.
Kepada wartawan, dia mengaku mulai mengenal "sang raja" Toto Santoso, sejak tahun 2015. Chikmawan yang juga aktif di sebuah koperasi lantas mengenal Toto yang juga pengurus sebuah koperasi.
Chikmawan ternyata juga pernah mengunjungi World Empire atau Sunda Empire pada 2018. Di Sunda Empire inilah, Chikmawan lantas berkenalan dengan "maharatu" Fanni Aminadia.
"Saya awalnya tertarik setelah ngobrol sama Bu Fanni. Dia itu cerdas dan punya ide bagaimana kalau kita berusaha mengembalikan budaya Jawa. Jadi ben ora lali karo jawane (supaya tidak lupa budaya Jawa)," ujar Chikmawan.
Saat itu, Fanni menawarkan di tanah Chikmawan ke depannya akan dibangun area wisata yang dilengkapi dengan arena permainan anak, museum perjuangan serta mini zoo.
Dengan niatan untuk tempat wisata inilah, Chikmawan merelakan tanahnya dibangun yang lantas disebut sebagai Keraton Agung Sejagat.
"Jadi tanah ini tidak kami berikan. Ini tanah warisan dan kami yang ada di sini memang kangen dengan budaya Jawa yang bertata krama dan unggah-ungguh," ujarnya.
Proses pembangunan keraton, kata Chikmawan dimulai dari kolam dan pendopo yang didesain oleh Fanni. Sedangkan pembuatan prasasti didesain oleh Toto.
Dari menghibahkan tanah ini, Chikmawan lantas dianugerahi gelar Mahamenteri oleh Toto. Di Keraton Agung Sejagat, Mahamenteri ada 11 orang, Chikmawan salah satunya.
Setelah menjabat Mahamenteri, Chikmawan sendiri mendapatkan iming-iming gaji yang hingga saat ini belum pernah dia peroleh.
Untuk proses pembangunan keraton, dirinya juga sempat menyumbang uang hingga puluhan juta rupiah.
Kini Chikmawan hanya bisa menyesali karena telah bergabung dengan Keraton Agung Sejagat. "Saya menyesal, awalnya kirab budaya itu hanya untuk kirab kampung dan kami viralkan itu biar Agung Sejagat itu artinya sejagat dunia maya. Kami ndak tahu jadinya seperti ini," ujar dia.
Advertisement