Pemilihan Duta ISNU, Dakwah Generasi Milenial
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, peta dakwah saat ini perlu dikembangkan. Mengarah pada kebutuhan generasi milenial dan era revolusi industri 4.0, selaras dengan perkembangan zaman.
"Apa pun upayanya, mengarahkan dakwah kepada generasi milenial harus didukung karena menjawab tantangan zaman," tutur Emil.
Ia mengungkapkan hal itu, dalam acara Grand Final Pemilihan Duta ISNU. Acara digelar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, berlangsung di Hotel Grand City Hall Surabaya, Sabtu 16 November 2019.
Menurut Emil, Pemilihan Duta ISNU Jatim sebagai terobosan dakwah yang keren dan ISNU Jatim bisa membaca peta dakwah dan industri kota besar masa kini. Pakaian dan make up nya bisa menumbuhkan creative industry.
Menurut Emil, para juri sangat profesional, independen dan penuh dedikasi. Sehingga, tepat dalam memilih yang terbaik.
“Manfaat DUTA ISNU akan dirasakan kuat manakala Aswaja bisa diterima di kalangan Islam kota dan milenial yang proporsi jumlahnya 30-35 persen penduduk,’’ kata Emil yang sebelumnya pernah aktif dalam kepengurusan PCI NU Jepang itu.
Melalui seleksi yang sangat ketat, akhirnya panitia pemilihan Duta ISNU Jawa Timur berhasil memilih juara-juara Duta ISNU Jatim 2019.
Terpilih sebagai Juara Umum Tsuroyya Adibah dari Malang, Best Personality: Intan Budiana Putri dan juara Media Social Favorite, Agisa Ananda Yansri.
Selain menjadi juara umum, Tsuroyya, juga menyabet juara 1 kategori Putri. Dengan keberhasilan itu mahasiswi asal Universitas Negeri Malang jurusan bahasa Inggris itu berhak atas beberapa hadiah dari panitia. Di antaranya hadiah uang, piagam dan tropi juara serta hadiah utama umroh ke tanah suci.
Sedangkan juara kedua kategori putri Vita Faudatun, juara tiga Ridlo Rimba Kumala dan Riyana F. Zahra (Juara Harapan).
Sementara Kategori Pria masing-masing juara satu Alfian Salim, juara dua Moh Riadi, juara tiga M. Yepta dan Hardiv Arviri, meraih juara harapan.
Ajang pemilihan Duta ISNU Jatim 2019 mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Khususnya dari kalang milenial. Terbukti begitu pendaftaran dibuka langsung diserbu peserta. Tidak kurang dari 830 peserta ikut ambil bagian
acara yang digelar oleh Pengurus Ikatan Sarjana NU Jawa Timur itu.
Tim dewan juri sangat ketat menyeleksi. Karena dari 700-an lebih peserta pada babak awal hanya dipilih 100 peserta. Dari 100 hanya diambil 20 peserta untuk masuk babak final dan babak grand final Tsuroyya Adibah dari Malang-lah terpilih sebagai juara umum.
Sedangkan Best Personality diraih oleh Intan Budiana Putri. Sementara Agisa Ananda Yansri meraih juara Media Social Favorite.
Pada saat Grand Final, 8 peserta dites membaca Al-Quran, ke-NU-an, Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) dan NKRI, rata-rata peserta menguasai.
Tak heran bila apresiasi luar biasa datang dari Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak dan jajaran profesional perbankan. Mantan Bupati Trenggalek itu memuji suksesnya penyelenggaraan pemilihan Duta ISNU Jatim.
“Panitianya saya lihat padu dan menunjukkan ke-ISNU-annya, effective working group. Bukan golongan rewel group, ditilik dari meriahnya acara dan antusiasme publik, orchestrasi organisasinya mengesankan,’’ ujar Emil.
Sementara itu Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof Mas’ud Said mengatakan bahwa pemilihan Duta ISNU adalah bagian dari program proliferasi pengkaderan ISNU dan sekaligus untuk memperluas wilayah dakwah bagi Banom Nahdlatul Ulama terutama kalangan intelektual dan milenial.
“Dalam karantina mereka, anak-anak berbakat itu, mendapat arahan pemahaman Aswaja dan juga komunikasi masa yg bagus untuk pengembangan diri dan jiwa kompetitif,’’ ungkapnya.
Para peserta, lanjut Mas’ud, sebagian besar adalah kader kader muda profesional NU yang memiliki kelebihan alamiah berupa talenta, prestasi akademik dan komunikasi masa yang bagus dan jiwa competitiveness untuk bisa bersaing.
“Selamat dan sukses untuk para juara,’’ tutup Mas’ud.
Zahrul Azhar atau yang lebih akrab dipanggil Gus Han, sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa gelaran itu bertujuan mengenalkan ISNU dan Islam yang damai kepada masyarakat luas dan kaum milenial.
“Kami gaet anak-anak muda sebagai ujung tombak mengenalkan ISNU dan Islam yang Rahmatan Lil'alamiin,’’ ungkap putra KH As’ad Peterongan Jombang itu.
Sementara itu Tsuroyya Adibah setelah terpilih sebagai juara umum DUTA ISNU Jatim 2019 mengaku kaget dan tidak menyangka kalau ia akan terpilih sebagai juara umum.
“Alhamdulillahirobbil 'alamin. Saya sempat tidak menyangka mengingat ajang ini adalah kompetisi pertama mengikuti beauty pageant atau semacamnya. Tentu reaksi keluarga, teman, dan guru-guru sangat bahagia, terharu, dan bersyukur. Semuanya senantiasa memberikan support kepada saya secara ikhlas lahir dan batin,’’ ungkapnya berbinar-binar.
Disinggung ikhtiar apa yang dilakukan sebelumnya?
Ia mengatakan, awalnya temannya memberikan pamflet Duta ISNU 2019 dalam pesan WA (What'sApp). Ia mengaku sempat pesimistis karena tidak pernah memiliki pengalaman apa pun untuk mengikuti ajang seperti ini.
Namun, berkat dukungan motivasi dan doa dari orang-orang terdekat, terlebih lagi dari Bapak dan Ibu, hatinya terdorong untuk mengikuti ajang ini dengan niat mencari ridha Allah melalui ridha kedua orangtua.
“Saya tidak belajar terlalu banyak, hanya mereview pemahaman saya saat duduk di bangku sekolah mengenai paham Aswaja (Ahlussunnah waljamaah) dan NU (Nahdlatul Ulama), terlebih lagi saya bershalawat setiap saat agar diberikan kelancaran dan kemudahan saat mengikuti tahapan-tahapan pemilihan Duta ISNU,’’ kata gadis asal Singosari, Malang, ini.
“Alhamdulillah, ternyata ingatan saya masih kuat. Dan hanya perlu membaca sedikit-sedikit beberapa detail yang saya lupa. Intinya ada pada ridha orangtua, guru, percaya diri, dan memohon doa kepada Allah serta bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW,’’ tambahnya. Demikian laporan Imam Kusnin Ahmad.