Pemilih Pemula Harus Politik Literat pada Isu Sipil dan Politik
Generasi muda selalu memiliki peran yang krusial pada isu-isu sosial dan politik. Pemuda memiliki idealisme serta kemampuan untuk menggerakkan masyarakat bahkan dalam skala internasional.
Ambil contoh Greta Thunberg, seorang aktivis lingkungan asal Swedia yang dikenal karena perjuangannya dalam memerangi perubahan iklim dan mengadvokasi pentingnya gerakan mengatasi krisis iklim global. Di timur tengah juga ada Malala Yousafzai, seorang aktivis perempuan muda yang berjuang untuk kesetaraan pendidikan untuk seluruh perempuan di dunia.
Di Indonesia pun juga sama. Sejak era kolonial, pemuda memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Peran mereka juga tidak kalah esensialnya di era modern untuk berbagai sektor seperti penggerak ekonomi kreatif, transformasi digital, hingga literasi untuk isu-isu sosial politik.
Dihadiri oleh lebih dari seratus siswa SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi, kegiatan pengabdian masyarakat AP UNAIR tidak hanya diberikan lewat penyampaian materi yang komprehensif oleh pakar-pakar administrasi kebijakan publik, tetapi juga praktik langsung lewat role play yang dipimpin oleh Dr. Falih Sueadi, M.Si. dan Drs. Gitadi Tegas Supramudyo, M.Si.
Aktivitas role play membagi para siswa menjadi kelompok yang masing-masing berperan sebagai seorang influencer. Mereka kemudian diberi tugas untuk menanggapi sebuah kasus viral yang ramai diperbincangkan masyarakat. Para siswa pun sangat antusias dan aktif mengikuti dan memberikan jawaban-jawaban yang menarik serta kritis. Hal ini membuktikan bahwa pemuda bias untuk lebih bberpartisipasi dalam isu sipil dan politik dengan ide-ide kritis dan bertanggung jawab untuk kepentingan publik.
Berangkat dari latar belakang tersebut tim pengabdian masyarakat Administrasi Publik Universitas Airlangga (AP UNAIR) yang dipimpin Philipus Keban, S.IP.,.M.Si. bekerja sama dengan SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi dalam pelatihan dengan tema “Pelibatan Anak Muda dalam Isu Sipil dan Politik” pada 22 September 2023.
Untuk menjadi bangsa Indonesia yang berdaya saing, mandiri, sejahtera, serta rukun dan makmur, dibutuhkan pemuda yang memiliki kemampuan literasi yang baik. Kemampuan literasi yang dimaksud bukan hanya terkait penguasaan teknologi yang baik, namun juga pemahaman yang komprehensif akan isu-isu sosial dan politik.
Materi pengabdian masyarakat Departemen AP UNAIR ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemuda akan hak dan kewajiban mereka sebagai warna negara. Mereka dapat mengambil peran yang inovatif untuk memajukan bangsa sekaligus menyejahterakan kehidupan masyarakat. Di tahun politik seperti sekarang misalnya, Generasi muda harus secara kritis mengawal isu-isu publik yang penting agar diakomodasi oleh siapa pun yang memimpin Indonesia ke depan.
Sebagai ketua pelaksana, Philip menyatakan bahwa pemuda yang merupakan digital native harus mampu menggunakan TIK sebagai alat pemberdayaan untuk generasi sebelumnya yang mungkin kesulitan dalam mengidentifikasi berita palsu. Dengan teknologi big data, artificial intelligence, pemuda saat ini harusnya mampu mengawal pembuat kebijakan untuk membuat keputusan yang cerdas, dan memastikan bahwa program-program pemerintah dilaksanakan secara tepat sasaran dan adil. Kesadaran akan literasi isu sipil dan politik sangat penting untuk demokrasi yang sehat dan inklusif.
Dihadiri oleh lebih dari seratus siswa SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi, kegiatan pengabdian masyarakat AP UNAIR tidak hanya diberikan lewat penyampaian materi yang komprehensif oleh pakar-pakar administrasi kebijakan publik, tetapi juga praktik langsung lewat role play yang dipimpin oleh Dr. Falih Sueadi, M.Si. dan Drs. Gitadi Tegas Supramudyo, M.Si.
Aktivitas role play membagi para siswa menjadi kelompok yang masing-masing berperan sebagai seorang influencer. Mereka kemudian diberi tugas untuk menanggapi sebuah kasus viral yang ramai diperbincangkan masyarakat. Para siswa pun sangat antusias dan aktif mengikuti dan memberikan jawaban-jawaban yang menarik serta kritis. Hal ini membuktikan bahwa pemuda bias untuk lebih bberpartisipasi dalam isu sipil dan politik dengan ide-ide kritis dan bertanggung jawab untuk kepentingan publik.
Di akhir, Gitadi juga menekankan anak muda dapat melakukan empat hal untuk berperan aktif dalam isu sipil dan politik: dengan advokasi, aktif dalam pemilihan umum, berorganisasi, dan berpartisipasi lewat platform apa pun. Dengan memahami dan mengembangkan peran mereka, anak muda dapat menjadi kekuatan positif dalam membentuk masa depan politik dan sosial negara.