Pemerintah Putuskan Ibu Kota Dipindah ke Kaltim, Ini Kebutuhannya
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Petanahan Nasional, Sofyan Djalil mengatakan ibu kota akan dibangun di Kalimantan Timur yang proses pembangunanya butuh waktu minimal 3 tahun.
"Iya, Kaltim benar. Tapi belum tahu lokasi spesifiknya di mana," ujarnya, Kamis, 22 Agustus 2019.
Ditambahkan Sofyan, luas lahan yang diperlukan untuk membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur mencapai 200 ribu sampai 300 ribu hektare (ha).
Kata Sofyan, pembangunan tahap pertama, akan membutuhkan lahan sekitar 3.000 ha. Itu akan digunakan untuk membangun kantor presiden, kantor kementerian/lembaga, gedung MPR/DPR dan berbagai fasilitas publik lainnya.
"Mungkin 3 ribu ha core pertama ya, setelah itu luas perluasannya bisa 200 ribu-300 ribu. Tentu kantor presiden, kantor menteri, DPR/MPR," katanya.
Mengenai lokasi yang akan dibangun ibu kota, hingga saat ini pemerintah belum menentukan spesifik lokasinya. Menurut Sofyan, beberapa wilayah di Kaltim masih dalam taraf pengkajian, misalnya aspek ketahanan bencana, daya dukung lingkungan, ketersediaan air, lahan infrastruktur, keekonomian hingga keamanan.
"Kalau spesifiknya belum. Bisa bikin kota taman indah. Banyak tamannya, sehingga orang bisa hidup sehat, udara bersih. Kita harapkan jadi kota menarik buat dihidupi," kata dia.
Adapun dana yang dibutuhkan mencapai Rp466 triliun. Dari jumlah itu, rencananya 20 persen menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sisanya kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta keterlibatan swasta maupun badan usaha.
"Untuk APBN, pemerintah tidak akan menggunakan penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Alokasi 20 persen anggaran dari kas negara tersebut akan diperoleh melalui kerja sama pengelolaan aset," katanya.
Valuasi aset bangunan negara yang ada di sepanjang Jalan Medan Merdeka dan Jalan Sudirman-Thamrin saja bisa mencapai Rp150 triliun. Artinya, jumlah itu dapat menutup kebutuhan anggaran Rp93 triliun untuk membangun istana, pangkalan TNI, hingga kebutuhan rumah dinas. (wit/ant)