Mahfud MD: Pemerintah Kutuk Aksi Teroris di Sigi Sulteng
Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan dukacita yang mendalam atas pembunuhan sadis di Sigi, Sulawesi Tengah, yang dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Mahfud memastikan pemerintah akan memburu dan menindak tegas para pelaku.
"Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku melalui Satgas Operasi Tinombala terhadap para pelaku kekejian dan kebengisan terhadap suatu keluarga yang menyebabkan terbunuhnya empat orang di Sigi. Tentu pemerintah mengutuk keras kepada pelakunya dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya," kata Mahfud dalam keterangan pers tertulisnya, Minggu, 29 November 2020.
Mahfud menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk menangkap para pelaku pembunuhan sadis di Sigi. Tim Tinombala juga akan melakukan pengepungan terhadap tempat-tempat yang dicurigai sebagai persembunyian para pelaku.
"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," kata Mahfud.
Mahfud menyebut para pelaku dalam kasus pembunuhan sadis di Sigi berhubungan dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Pemerintah menyebut ada kelompok Santoso yang masih tersisa dan melakukan pembunuhan sadis yang menewaskan empat orang ini.
"Memang pelakunya adalah Mujahidin Indonesia Timur. Kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini adalah sisa-sisa kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi dan operasi Tinombala atau Satgas Tinombala sedang mengejar sekarang," ujarnya.
Pemerintah berharap para tokoh agama di Sulawesi Tengah tidak terpancing dan terprovokasi oleh isu SARA. Sebab, menurut Mahfud, lokasi pembunuhan ini bertempat di pelayanan umat dan bukan di gereja.
"Diharapkan oleh pemerintah, kepada seluruh pimpinan umat beragama di Sulawesi Tengah terutama, terus melakukan silaturahmi untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu SARA. Karena sebenarnya yang terjadi bukan di sebuah gereja, tetapi memang di sebuah tempat yang selama ini secara tidak rutin menjadi tempat pelayanan umat. Tetapi pelakunya memang Mujahidin Indonesia Timur," katanya.
Pembunuhan keji yang menimpa sebuah keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah membuat tanda pagar #PrayForSigi viral di media sosial. Warganet banyak memberikan dukungan moral serta melawan tindakan intoleransi agama, dan mendorong polisi untuk mengusut tuntas kekerasan tersebut.
Warganet banyak mengunggah tautan berita media online, serta menyebarkan foto dan video jenazah empat warga Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, di Sulawesi Tengah.
"Sangat sedih lihat berita #prayForSigi, semoga keluarga korban mendapatkan ketabahan, serta korban diampuni segala dosanya. Aamiin," cuit akun @gallen**.
Akun lain mengunggah sikap Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), yang bertanggal pada 28 November 2020. PGI mengutuk aksi pembunuhan serta pembakaran sejumlah rumah, termasuk rumah yang digunakan sebagai tempat ibadah warga Nasrani di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Sigi.
"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata akun @flower**.
Advertisement