Faisal Basri: Pemerintah Jujur Saja Bicara Pertumbuhan Ekonomi
Ekonom Faisal Basri menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi yang menganggap pertumbuhan ekonomi Infonesia masih baik. Bagaimana bisa dikatakan baik kalau pertumbuhannya dari 5 melorot ke 2,97.
"Tidak naik malah melorot kok dikatakan baik. Sebaiknya diakui apa adanya, tidak perlu kata-kata bersayap, " kata Faisal Basri Kamis, 7 Mei 2020.
Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebut semua memahami kondisi ekonomi dunia saat ini mengalami guncangan yang cukup berat akibat pandemi Covid-19.
Sebagian besar negara mengalami, karena itu pemerintah harus jujur bicara tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebenarnya. Kalau naik, katakan naik. Turun, katakan turun apa salahnya.
"Dengan begitu langkah penyelamatannya bisa dilakukan dengan baik, karena diagnosanya benar. Jangan sampai sakit paru dibilang sakit gigi, nggak nyambung," kata ekonom UI tersebut.
Presiden Jokowi sebelumnya katakan walaupun Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ekonomi Indonesia turun ke angka 2,97 persen, tapi kalau dibandingkan negara lain kinerja ekonomi Indonesia relatif masih baik.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelum nya menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini tertekan. Sepanjang kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi hanya menyentuh 2,97 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu 5,07 persen.
Sri Mulyani menyebut, turunnya pertumbuhan ekonomi itu disebabkan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,84 persen. Biasanya, konsumsi rumah tangga tumbuh stabil di kisaran 5 persen.
"Orang-orang di rumah saja, tidak keluar, tidak ada perjalanan dan pembelian segala macam, ya tentu akan turun," katanya saat rapat virtual bersama Komisi XI DPR, Rabu 6 Mei 2020 kemarin.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, kebijakan social distancing sebenarnya baru diterapkan pada Maret 2020. Namun, efeknya sangat terasa secara keseluruhan.
“Ini jelas karena konsumsi jatuh sekali. Kita lihat transportasi langsung drop. Meski itu hanya bulan Maret namun ternyata sangat dalam dampaknya," ujar Sri Mulyani.