Pemerintah Gunakan Balai Besar Litbang Salatiga jadi Lab Corona
Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai laboratorium penelitian penyakit corona. Dari penunjukan itu diharapkan penanganan virus corona di Jawa Tengah bakal lebih cepat.
Melalui penunjukan tersebut, semua pengecekana sampel virus corona dapat dilakukan di laboratorium di Salatiga. Pengecekan pasien yang diduga terjangkit virus Covid-19 tak lagi harus dibawa ke Jakarta atau Yogyakarta seperti yang selama ini dilakukan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau langsung fasilitas laboratorium tersebut. Didampingi Kepala laboratorium dan para ahli, Ganjar mengecek satu persatu ruangan yang digunakan untuk pengecekan virus corona.
"Alhamdulillah Kemenkes sudah menunjuk Lembaga B2P2VRP Salatiga ini sebagai tempat pengecekan corona. Ini bisa membantu seluruh rumah sakit yang ada di Jateng untuk melakukan pengecekan," ucapnya.
Di laboratorium itu lanjut Ganjar, pengecekan dapat dilakukan hanya dalam hitungan jam. Apabila sampel tiba sebelum pukul 12.00 WIB, maka hasil pengecekan sampel bisa diketahui pada sore hari.
"Kalau melebihi jam 12.00 WIB, maka hasilnya hari berikutnya. Namun apapun itu, ini progres yang sangat bagus untuk melakukan percepatan. Diambil minimalnya, di sini bisa melakukan pengecekan maksimal dua hari saja," tegasnya.
Ganjar mengatakan, kecepatan dalam pengecekan virus corona ini sangat penting. Dengan hasil lab yang cepat, maka dapat diambil tindakan kepada pasien.
"Hasil pengecekan ini yang menentukan perlakuan terhadap pasien. Kalau yang positif bagaimana, yang negatif bagaimana. Jadi semakin cepat hasil didapat, akan semakin baik," tegasnya.
Ia berharap Kemenkes memperbanyak tempat-tempat laboratorium virus corona di daerah. Hal itu agar penanganan lebih cepat sehingga tidak terjadi penumpukan.
"Di Jateng yang ditunjuk adalah B2P2VRP Salatiga ini dan RSUP Kariadi Semarang. Namun yang sudah siap dan berjalan di Salatiga ini karena fasilitas ini dibangun khusus untuk itu. Di kariadi masih memerlukan beberapa dorongan agar siap," tambahnya.
Untuk saat ini lanjut Ganjar, seluruh sampel dari rumah sakit di Jateng dikirim ke laboratorium di Salatiga itu. Perhari, laboratorium Salatiga mampu mengerjakan hingga 40 sampel.
"Tentu akan kami tingkatkan terus, kalau perlu dilakukan penambahan baik alat maupun sumber daya manusianya," urainya.
Sementara itu, Kepala B2P2VRP Salatiga, Joko Waluyo menerangkan, di tempat itu terdapat dua alat real time VCR. Sementara yang konvensional, terdapat 9 alat yang standby.
"Setelah ditunjuk Kemenkes, kami langsung melakukan pengecekan. Sejumlah rumah sakit sudah mengirim sampel ke kami untuk kami lakukan tindakan," katanya.
Sampai saat ini lanjut Joko, sudah ada 18 sampel yang berhasil dicek. Dalam sehari, tempat itu bisa melakukan pengecekan hingga 40 sampel.
"Waktunya biasanya delapan jam pengerjaan. Tentu kalau nanti sampel semakin banyak, kami akan optimalkan pengerjaan agar kuotanya lebih banyak," pungkasnya.