Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Genjot Investasi 3 Daerah di Jatim
Pemerintah berupaya menggenjot investasi dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19, terutama di Jawa Timur.
Untuk mencapai itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia secara langsung bertemu dengan Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Rumah Dinas Walikota Surabaya, Kamis 18 Maret 2021.
Dalam pertemuan teraebut, Bahlil menyampaikan, berdasar data tiga daerah tersebut menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB) tertinggi atau lebih dari 40 persen di Jawa Timur.
"Semua ini dilakukan untuk koordinasi, sinkronisasi, dan percepatan UU (Undang-Undang) Cipta Kerja dalam kemudahan berusaha. Kita juga petakan investasi apa yang bisa kita giring ke Jawa Timur," kata Bahlil.
Karena itu, ia meminta agar tiga kepala daerah yang belum lama dilantik ini diharapkan melakukan koordinasi yang baik.
Dengan munculnya investasi baru, kata Bahlil, akan memberikan dampak bagi sosial ekonomi masyarakat di Jawa Timur. Sebab, akan muncul banyak lapangan kerja baru yang membuat terjadinya peningkatan ekonomi.
"Di aspek yang lain, saya melihat UMKM di Jatim kan sangat luar biasa sekali, dan UMKM salah satu pondasi ekonomi nasional yang mau tidak mau lita memiliki kewajiban mendorong bersama-sama," ujaenya.
Berdasar pemetaan sementara, ia menyebut, ada potensi besar di Gresik dalam pengembangan PT Freeport yang dapat membuat Indonesia bisa menjadi pemain bahan baku tembaga dan emas di Asia.
"Kalau di Gresik itu akan membangun smelter Freeport dengan nilai investasi 2,8 billion USD. Selama ini bahan baku Freeport terserap 30 persen di Gresik juga. Sekarang kapasitas pabrik akan dinaikkan. Dengan ini, kita harapkan Indonesia akan menjadi pemain yang luar biasa terhadap bahan baku tembaga dan emas. Selain dari UMKM," pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya terus mendorong peningkatan investasi untuk membuka kembali lapangan kerja bagi masyarakat.
“Fokus pemerintah kota adalah menangani pandemi Covid-19 termasuk dampaknya dari sisi ekonomi. UMKM dan investasi skala besar terus kami dorong dan fasilitasi,” kata
Berdasar data, sepanjang 2020 meski di tengah pandemi, investasi di Surabaya menembus angka Rp64 triliun, tumbuh dibanding 2019 yang mencapai Rp62 triliun.
Nilai investasi sebesar Rp64 triliun itu terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,5 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar Rp20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebesar Rp41,92 triliun.
“Kami terus menjaga ekosistem investasi di Surabaya. Ekosistemnya benar-benar kami tingkatkan, dari aspek perizinan, kualitas SDM, hingga infrastruktur penunjang. Kami optimistis dalam fase pemulihan ekonomi sekarang, investasi bisa kembali bergeliat. Surabaya akan tetap menjadi destinasi investasi kelas dunia,” tegas Eri.
Dia menjelaskan, Pemkot Surabaya bakal rutin bertemu para pengusaha dan perbankan untuk memantau perkembangan ekonomi.
Terkait kolaborasi dengan Gresik dan Surabaya, Eri menyatakan bakal terus diperkuat. Ketiga kepala daerah tersebut sudah bertemu beberapa kali untuk mendetailkan kolaborasi.
“Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik punya saling keterkaitan. Industrinya, UMKM-nya, transportasinya kita kolaborasikan agar tercipta dampak optimal ke masyarakat,” pungkasnya.
Advertisement