Pemerintah Belum Maksimal Perhatikan Seni Tradisional di Jember
Seni tradisional di Kabupaten Jember sampai saat ini belum mendapatkan perhatian maksimal dari pemerintah. Karena itu, keberadaan mereka sebagai pelestari seni sulit berkembang.
Hal itu disampaikan Anggota DPRD Jatim H. Satib, saat pelatihan SDM Kesenian, di Gedung Olahraga PKPSO Kecamatan Kaliwates, Jember, Rabu, 6 Desember 2023.
Menurut Satib, setiap kali turun menemui masyarakat, dirinya selalu menerima keluhan dari komunitas sanggar seni tradisional yang ada di Kabupaten Jember. Mereka mengeluh tentang peran serta pemerintah dalam mendukung pengembangan mereka.
Padahal, sanggar seni tersebut merupakan penjaga dan pewaris budaya dan seni tradisional agar tidak hilang tergerus modernisasi.
Karena itu, Komisi D DPRD Jatim mengkaji ulang APBD Jatim. Ternyata pengembangan seni tradisional menjadi tugas Dinas Pariwisata Jatim maupun Kabupaten.
“Saya kurang tahu perhatian pemerintah terhadap pengembangan seni tradisional bagaimana. Tetapi yang pasti saat kami melakukan fungsi sebagai wakil rakyat, kami sering menerima keluhan dari sanggar seni tradisional di Jemberm,” katanya.
Atas kondisi tersebut, Komisi D DPRD Jatim mengawali dengan memberikan pelatihan bagi SDM Kesenian di Kabupaten Jember. Karena keterbatasan waktu, dari total 50 sanggar seni tradisional yang ada di Jember, hanya 25 sanggar yang berkesempatan tampil.
Sebanyak 25 sanggar seni tradisional yang ada di Kabupaten Jember tak hanya melestarikan seni dan budaya khas Jember, tetapi juga seni dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Berdasarkan pantauan di lapangan, seni yang ditampilkan di antaranya tari garuda, tari pecut, dan tari Leak. Kemudian juga ada penampilan can-macanan kaduk, ta’ buta’an, tari janger, dan berbagai seni tradisional lainnya.
Komisi D DPRD Jatim berharap, Dinas Pariwisata Jatim dan Jember juga mendorong pengembangan seni tradisional di Jember. Salah satunya dengan mengalokasikan anggaran khusus.
Anggaran tersebut nantinya bisa disuntikkan ke tempat-tempat wisata yang ada di Jember agar bisa dipakai untuk menampilkan seni tradisional yang ada di Jember.
Satib berharap, ke depannya seni tradisional yang ada di Jember dapat tampil secara berkala satu minggu atau dua minggu sekali.
“Kami berharap seni tradisional dapat tampil di tempat-tempat wisata di Jember, bisa satu minggu atau dua minggu sekali disesuaikan dengan kemampuan keuangan tempat wisata. Sementara pihak eksekutif bisa mengalokasikan anggaran bagi tempat-tempat wisata yang ada,” pungkasnya.