Pemerintah Anggarkan Rp 10 Triliun Untuk Pengembangan Buku
Sekretaris Jenderal Kemdikbud Didik Suhardi mengatakan, pemerintah setiap tahunnya telah menganggarkan Rp 10 triliun untuk pengembangan buku teks maupun nonteks.
Maka itu, harus ada sinergi antara pemerintah dengan dunia buku, supaya pangsa pasar bisa diambil dengan baik dan merata. "Jangan sampai nanti hanya di Jawa saja, sedangkan luar Jawa, di daerah terpencil, tidak kebagian buku atau tidak ada pasarnya," kata Didik setelah penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendikbud dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi).
MoU ini dilakukan untuk pengembangan literasi dan meningkatkan fungsi buku dalam pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Melalui nota kesepahaman ini pula diharapkan Ikapi bisa mewujudkan salah satu yang sedang diupayakan Kemdikbud yaitu budaya literasi terhadap bahasa, sehingga minat membaca semakin tinggi.
"Tentu Kemendikbud tidak bisa melakukannya sendiri, perlu dilakukan bersama dengan masyarakat perbukuan yaitu Ikapi, kata Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, di Kantor Kemendikbud, Sabtu 6 April 2019," ujarnya.
Kata Didik, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, mengamanatkan buku harus bermutu, murah dan merata. Karena itu, Didik mendukung Ikapi memperbanyak -pameran buku sampai pelosok.
Sejalan dengan itu, Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina, mengatakan, saat ini IKAPI telah mengembangkan literasi di Indonesia. Baik melalui pameran buku murah di seluruh Indonesia maupun penyediaan sistem informasi yang akuntabel untuk memudahkan masyarakat memesan buku melalui jaringan online.
“Pada pameran yang diselenggarakan Ikapi setiap tahunnya sekarang kita buka yang namanya zona kalap, yaitu buku-buku yang dijual dengan harga yang sangat miring. Sekarang pun bukan hanya di IBF (Indonesia Book Fair), tetapi di daerah pun ada Liga Buku Bandung, kemudian juga beberapa penerbit mengadakan kegiatan menjual buku murah ke masyarakat, jadi sekarang ini memang semakin ramai sebetulnya,” kata Rosidayati.
Khusus untuk daerah terdampak bencana, Ikapi memiliki program sejuta buku yaitu pemberian buku-buku kepada masyarakat yang terkena dampak bencana, baik berupa buku baru maupun buku bekas.
“Tentu itu juga kita harapkan bukan hanya dari buku rumah yang disumbangkan, akan tetapi ada pembelian buku oleh para donatur untuk disumbangkan. Jadi bukan hanya mendapat buku bekas tapi juga buku baru yang dijual di pameran, kata ketua Ikapi. (asm)