Pemerintah Akan Impor Beras 5,18 Juta Ton
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) akan impor beras sekitar 5,18 juta ton. Tetapi dengan catatan tidak melakukan impor pada saat panen.
Menurut Plt Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy, sampai saat ini jumlah impor beras 1.774.904 ton atau sekitar 1,77 ton. Sedangkan sesuai rencana impor bulan Mei sampai dengan Desember 2024 sesuai dengan kesepakatan hasil Rakortas sebesar 3,4 juta ton.
"Jadi tahun ini kita akan impor lebih kurang 5,18 juta ton, dengan catatan tidak impor pada saat panen," ujarnya dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, dikutip dari laman badanpangan.go.id Selasa 25 Juni 2024.
Dikatakan oleh Sarwo Edhy, pemerintah terus memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD). Tujuannya untuk meminimalisir disparitas harga beras antar wilayah.
“Pemenuhan cadangan beras memang diutamakan bersumber dari dalam negeri, dan impor hanya boleh dilakukan secara terukur untuk meminimalisir resiko penurunan produksi,” tandasnya.
Atas kondisi itu Sarwo Edhy terus mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam meningkatkan produksi pangan domestic. Yaitu melalui upaya intensifikasi, ekstensifikasi, serta optimalisasi pemanfaatan sumur bor termasuk untuk komoditas pangan lainnya selain beras. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional pada 14 Juni 2024.
Pasca pelaksanaan hari besar keagamaan nasional Idul Adha 1445 Hijrah selama sepekan, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pengendalian inflasi nasional masih terjaga pada pertengahan tahun 2024. Komoditas penyumbang Indeks Perkembangan Harga (IPH) terbesar ialah cabai merah, sementara harga beras terpantau cukup stabil.