Pembudidaya Lobster Kewalahan Penuhi Permintaan Jelang Imlek
Para pelaku budidaya lobster di Banyuwangi kewalahan memenuhi permintaan lobster, khususnya menjelang tahun baru Imlek ini. Permintaan terbesar lobster berasal dari tiga negara, yakni China, Taiwan dan Hongkong.
Salah seorang pengurus usaha budidaya lobster Kampung Lobster, Banyuwangi, Hadiyanto, 42 tahun, menyatakan, tidak hanya mendekati tahun baru Imlek, permintaan lobster dari luar negeri selalu tinggi sepanjang tahun. Untuk kuantitas pengiriman lobster tidak pernah terbatas, karena permintaan dari luar negeri selalu ada.
“Untuk permintaan lobster dari luar negeri berapa pun tidak akan cukup. Semua pasti akan ditampung, berapa pun produksinya selalu terserap pasar,” jelasnya, Kamis, 19 Januari 2023.
Dia menjelaskan, beberapa hari mendekati Imlek ini, harga lobster sudah turun di bawah Rp500 ribu hingga ke Rp440 ribu. Kampung Lobster, menurutnya, telah melakukan ekspor lobster sekitar satu atau dua minggu lalu. Kala itu, harga per kilogram masih cukup tinggi, yakni di kisaran Rp550 ribu.
“Permintaan masuk untuk Imlek itu sejak satu bulan sebelumnya. Jadi beranjak pelan-pelan naik,” bebernya.
Pada pengiriman untuk kebutuhan Imlek ini, lanjut pria yang dipanggil Hadi, sebanyak 500 Kg. Seluruhnya di kirim ke Hong Kong, Taiwan dan khususnya China. Untuk pengiriman ke luar negeri ini, menurutnya, seluruhnya harus dalam keadaan hidup.
Dia menyebut, selain melayani pasar ekspor, Kampung Lobster yang terletak di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo ini juga melayani pasar lokal. Berbeda dengan pasar ekspor, untuk kebutuhan pasar lokal tidak harus dalam keadaan hidup. Untuk pasar lokal, menurutnya lebih banyak dalam bentuk frozen.
“Lokal ada tapi lokal kebanyakan yang frozen. Kesegaran sewaktu dia sudah di-frozen itu juga penting untuk konsumsi lokal,” bebernya.
Advertisement